Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Sunday 16 January 2011

Mendulang Intan

Gue diberitahu bahwa mencari seorang sahabat itu layaknya seperti mendulang intan dari pasir. Terkadang di antara pasir, tak ada satu pun intan yang ditemukan. Terkadang juga kita akan menemukan intan palsu yang ternyata hanyalah kaca yang justru melukai kita.

Seperti itu juga ketika kita mencari seorang sahabat, entah di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebenarnya gue cukup beruntung karena selama ini gue belum pernah menemukan intan palsu yang ternyata hanyalah kaca yang hanya bisa melukai. Selama ini gue bisa, meskipun tidak selalu, menemukan teman atau sahabat dengan hubungan yang cukup dekat. Dan gue bersyukur untuk itu.

Sebagai gay, harus gue akui bahwa gaydar gue sama sekali tidak berfungsi. Soak melulu. Gaydar gue cuma berfungsi saat melihat butch yang keren, cakep, imut, dan...berondong. Hihihi. Tapi kalau soal friendar (oh, I made it up myself hehehe...), tidak pernah soak, on terus selama 24 jam. Pokoknya tokcer, deh (halah!).

Sebenarnya untuk melatih friendar itu enggak sulit, kok. Cukup gunakan satu siung bawang putih, setengah sendok garam, merica bubuk, dan penyedap masakan... Enggak deng hehehe. Maksud gue, cukup gunakan feeling. Iya, selama ini gue cuma memercayai feeling gue dan dari situ gue bisa merasakan adanya sebuah "klik" ketika gue mengobrol dengan seseorang, biasanya orang yang baru gue kenal. Dan selama ini, cara gue itu ternyata manjur.

Sayangnya, gue terlalu terbuai dengan keberhasilan feeling gue yang selama ini, nampaknya, selalu tepat. Ditambah dengan sifat gue yang mudah percaya dengan orang lain, membuat gue sendiri lupa diri dan munurunkan tingkat kewaspadaan gue dan menjadi sangat tidak berhati-hati. Sampai akhirnya gue kena batunya. Yup, pada akhirnya gue menemukan "sang intan palsu".

Shocked. Itu reaksi awal gue. Lalu kemudian gue kesal. Untungnya, akal sehat gue masih membuat gue tetap waras dan memutuskan untuk tidak meladeni "sang intan palsu". Syukurlah gue mengalami "bencana" itu karena dengan begitu gue baru bisa sadar bahwa gue seharusnya lebih berhati-hati.

Jadi, mohon maaf sebesar-besarnya kalau gue terkesan 'dingin' dan 'terlalu berhati-hati' ketika diajak berkenalan. Mulai sekarang gue cuma ingin lebih memperketat kewaspadaan gue. (Iya, gue tahu gue lebay...) But I tell you, don't you just give up yet. Show me some efforts that you do want to befriend me :).

No comments: