Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Monday 17 January 2011

Lesbian Life: Get Married

Sebelumnya, ini merupakan lanjutan dari postingan gue yang sebelumnya: Old and Alone. Di postingan itu gue sempat menyebut mengenai gay people, atau dalam artian yang lebih khusus lagi yaitu lesbians, yang memiliki dua pilihan: get married or unmarried.

Ketika akhirnya kamu bisa coming out kepada diri sendiri, tidak lagi berada dalam keadaan denial dengan orientasi seksual, maka fase selanjutnya, saya kira, adalah menghadapi pilihan untuk menikah atau tidak menikah. Dan kali ini gue akan membahas mengenai pilihan yang pertama, dan yang tersulit.

Get married. Ada banyak lesbian yang menikah di seluruh jagad raya ini, tanpa melihat labelnya; femme, andro, atau bahkan butch. Dan ada banyak juga alasan kenapa lesbian memutuskan untuk menikah. Sudah pernah gue singgung sebelumnya mengenai satu atau dua alsannya: [1] companionship, [2] to fit in the society. 

Dua alasan yang pertama memiliki keterkaitan satu sama lain. Lesbian juga tetaplah manusia yang membutuhkan pendamping. Makanya ada beberapa yang akhirnya memutuskan untuk menikah (dengan laki-laki) karena mereka membutuhkan pendamping hidup yang bisa disetujui dan diterima oleh masyarakat pada umumnya dan keluarga secara khusus.

(Perlu diingat, gue tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa semua lesbian merasa tidak diterima masyarakat, penakut, dan lain sebagainya.) Di samping dua alasan itu, gue rasa masih ada puluhan atau bahkan ratusan alasan lainnya lagi (iya, gue emang ratu lebay). Misalnya karena desakan orang tua, permintaan salah satu orang tua yang tengah sakit-sakitan, dengan scene yang mengharu-biru ketika meminta anaknya untuk segera menikah, dan masih banyak lagi.

Apapun alasannya, akhirnya mampu membuat sang lesbian memutuskan untuk menikah. Lantas bagaimana kehidupan sang lesbian setelah menikah? Pada dasarnya, keputusan untuk menikah jelas tidak bisa merubah orientasi, yang tadinya lesbian terus jadi staright. Terus gimana dong?


Well, menurut pengamatan ada yang bilang merasa tidak bahagia, ada yang merasa biasa saja dan terus menjalani kehidupan pernikahannya, ada juga yang akhirnya bercerai, dan ada pula yang......berselingkuh dengan perempuan lain. Ups... I know, it's such a provocation. Hehehe...

Kalau mau ngomongin soal 'seharusnya' dan yang 'tidak seharusnya', pasti enggak bakal ketemu titik akhirnya. Akan ada banyak sekali pendapat yang mengatakan ini-itu: kalau pada akhirnya memutuskan untuk menikah, seharusnya ya setia pada pasangan dan tidak seharusnya berselingkuh dengan perempuan lain. Itu salah satu pendapat yang gue yakin akan keluar dari mulut orang-orang.

Semuanya, menurut gue, kembali lagi pada diri lesbian itu sendiri. Apapun keputusan yang dia ambil setelah menikah, menurut gue lagi, pasti dia tahu apa konsekuensinya. Pada intinya, semua orang pasti akan tetap menilai begini dan begitu. Tak perlu khawatir, tak perlu cemas dengan pendapat orang. Lakukanlah yang terbaik demi kebahagiaanmu.

No comments: