Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Tuesday, 1 February 2011

I'm Chinese, so what?

Dulu, sering ada yang ngajak kenalan di FB yang asli. (Begini nih, nasib seorang gay in the closet. Semuanya ada "asli" dan "palsu"-nya.) Pertanyaan seputar ASL juga selalu ditanyakan, sampai-sampai gue bosan sendiri nanggepinnya. Sekarang gue benar-benar nyesel kebanyakan ikutan game di FB yang mengharuskan pemainnya memiliki banyak teman. Akhirnya jadi banyak banget orang yang enggak gue kenal dari friend list FB gue itu.

Last time I checked, ada 929 orang di friend list gue, dan hanya sekitar 200-300 orang yang benar-benar gue kenal di real-life, meskipun enggak semuanya juga yang kenal dekat. Sisanya, adalah orang-orang yang ketemu di game Texas Hold 'em Poker, Yoville, Mafia Wars, dan beberapa game lainnya, dan ada beberapa yang akhirnya jadi real-life friends. Sisa dari itu semua, sama sekali enggak gue kenal. Dan mereka lah yang sering ngajak kenalan.

Gue enggak keberatan kalau ada yang ngajak kenalan. Tapi kalau setiap ngajak kenalan trus nanya "jadi lo Cina, ya?" Ih, gue paling sebel kalo ada yang ngomong gitu. I mean, helloooooo??? So what, gitu lho??? Lihat aja mata gue dan gak perlu sampai harus ditanyain kali. Gue juga paling anti dengan pertanyaan seperti itu. Plis deh, hari gini masih zaman ya nanya-nanya gitu? Lagian ya, terakhir gue cek ke Mama, gue ini lahirnya di Indoensia dan lagu Indonesia Raya tengah berkumandang di saluran RRI di hari ketika gue dilahirkan di bumi pertiwi ini.

I don't even know Chinese languange, for God's sake! Pengetahuan gue soal Bahasa Mandarin hanya seputar: wo ai ni, wo pu ce tau, wo ce tau, wo pu yau dan xie xie. Udah itu doang. Iya, gue cuma dapat matanya doang. Makanya gue paling sebel kalau ada yang ngomong "lo Cina". Dan yang paling membuat gue kesal kalau dipanggil "amoy" sama abang-abang jail yang suka nongkrong di parkiran.

Dengan mata gue yang sipit seperti ini, gue enggak pernah milih-milih dalam berteman dan gue gak suka kalau ada yang membedakan gue dengan warga pribumi. Gue juga enggak suka kalau ada orang yang sama seperti gue, yang selalu meng-eksklusif-kan dirinya. Gue juga cintanya sama Indonesia kok. Meskipun memang, mata enggak bisa disembunyiin kecuali kalau gue operasi untuk memperbesar mata, yang gue yakin bakal membuat gue terlihat seperti alien. Jadi gue lebih senang menempatkan diri gue sebagai "Indonesian Chinese" dibandingkan dengan "keturunan Tionghoa", apalagi "orang Cina", karena itu terdengar seperti "Orde Baru" sekali, sedangkan kita hidup sudah di zaman Demokrasi.

6 comments:

Kay Chen said...

Sampe di luar pun tetep ada yg namanya Cina Indo, Cina Malay, Cina Singapur, Cina HK, dll ^__^ hehehehe..


We are what we are born with and grow up to. ^__^

The Insider said...

Ci ... bagi angpao...angpao cici bagi 2 sama aku yah... mau kyunghi2 neh sama cici pas xincia... hehehe..

Rae said...

@Kay: Yup, agreed.

Cuma keki aja gitu tiap kali ditanyain kayak gitu... -.-"

@Mul: Makanya doain gw biar dapat angpao yang banyak yak hahaha

The Insider said...

Gong Xi Fat Cai... !!!!!!!!!!!!!

Nitz said...

ops, jadi kamu Cina ya? :p

Kereta Hujan said...

Oops. Chinese is better. And Chinese is hot. Don't worry..Err... Hahaha (lirik pacar yang punya mata sipit ngegemesin)