Gue pusing setiap kali lihat Bontot pulang pasti bawa tontonan DVD Korea dan kerjaannya nonton drama Korea melulu. Enggak heran kalau semua lagu yang disimpan di FD-nya adalah lagu-lagu Korea. Dan yang lebih parahnya lagi, desktop wallpaper-nya menunjukkan slide show dari foto-foto Lee Jun Ki. Lee Jun Ki, sodara-sodari sekalian... LEE JUN KI!!!
Maka gue memutuskan untuk segera menjalankan "Mission Glee", sekalian gue pengen lihat reaksinya terhadap tokoh Kurt. Well, you know what I mean, right? Caranya adalah gue ngojok-ngojokin dia untuk nonton Glee dan gue kasih semua lagu-lagunya Glee. Hehehe... Dan hasilnya... SUKSES!!! Bontot is officially into Glee, dan keracunan Glee. Buktinya, gue dan dia mengobrol soal Glee selama perjalan pulang saat gue jemput di kost. Yay!
What makes me happier is that he's actually fine with Kurt! Hehehe. Yup, ternyata dia cukup open-minded karena tidak ada komentar miring ketika gue mengenalkannya dengan kata "homoseksual". Dia malah muji-muji kalau suara Kurt itu baguuuuussss. Dengan begitu, maka gue bisa sedikit bernapas lega.
The next day, gue pinjam laptop Bontot untuk online. And guess what I found... accidentally, gue menemukan link-link gay fiction di Bookmark-nya. What a surprise!!! Selama satu menit gue cengo sambil membaca cerita fiksinya (teteuuup penasaran pengen baca... hahaha) dan menit berikutnya, muncul sebuah pertanyaan: is it before or after the Mission Glee??? Jelas pertanyaan itu muncul dalam benak gue berulang-ulang.
Apa yang harus gue lakukan??? Gue jadi bingung sendiri. Akhirnya gue tanya sama Kopi dan katanya mendingan gue diemin aja dulu dan jangan tanya apa-apa ke Bontot. Gue setuju karena gue pikir itu yang terbaik untuk sementara ini. Lagipula usianya masih terlalu muda (bahkan gue saat seumuran dia juga hobinya masih main melulu dan gak terlalu memikirkan soal orientasi seksual gue). Gue juga memutuskan untuk menunggu hingga dia sendiri yang datang dan bilang langsung ke gue, itupun kalau dia memang ternyata seperti yang gue duga. Atau gue hanya menunggu hingga dia datang dan membicarakan masalah kebingungannya atau apapun itu.
Masalahnya adalah gimana gue bisa meyakinkan dia bahwa gue adalah orang yang tepat untuk diajak ngobrol ketika dia butuh. Jelas gue yang duluan comming out ke dia sama sekali tidak termasuk dalam solusi pemecahan masalah, bok. Tapi itu mungkin itu masih masalah nanti. Yang perlu gue lakukan adalah memerhatikan gelagat-gelagatnya mulai saat ini. Dan apapun yang terjadi nanti, he's still my little brother and I'm lucky to have him.
No comments:
Post a Comment