Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Tuesday 22 February 2011

Women are not Toys

As I live and breathe, gue masih tidak percaya pada kenyataan bahwa dari zaman Siti Nurbaya sampai zaman perempuan menjadi politician, yang namanya perjodohan itu masih berlangsung. Entah sama laki-laki atau perempuan yang single, perjodohan selalu menjadi momok yang paling mengesalkan dan melelahkan. Kalau yang emang lagi minta dicariin jodoh sih memang enggak masalah. Lah, kalau yang kayak gue? Masalah itu namanya. Masalah BESAR.

Memang sudah menjadi nasib perempuan kayak gue yang bakalan terus-terusan dicomblangin sana-sini kayak kambing. Tapi ya, gue pernah ngobrol sama teman gue, yang jelas serumpun sama gue. Gue tanya ke dia, "kenapa sih orang-orang seneng aja jodoh-jodohin?", dan katanya karena memang itulah yang seharusnya, yang sepantasnya. Sama seperti perempuan pasangannya laki-laki. Ok, I got it.

Lalu gimana dengan mereka (laki-laki) yang memang sedang mencari jodoh? Well, gue bukannya ngomongin soal cari jodoh melalu online dating website, tapi yang gue omongin adalah cara mencari jodoh dengan cara yang tradisional: mendatangi kenalan orang tua yang memiliki anak perempuan satu per satu. Yang gue bayangin adalah seorang anak laki-laki yang masuk ke toko mainan dan hendak memilih salah satu mainan, di antara sekian banyak mainan yang berjejer rapi dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah mainan yang paling dia sukai.

Sungguh tragis membayangkan bahwa nasib para perempuan seperti nasib para mainan yang menunggu hingga ada seorang anak laki-laki yang datang dan membelinya. Somehow I just want to scream out loud, telling the world that we, women, are not toys!

2 comments:

Chossy said...

Perjodohan memang akan selalu ada dan tidak akan pernah berhenti sblm dunia berakhir, don't give up ree...:)

Anonymous said...

Berlaku juga sebaliknya kok... orang tua yang anaknya perempuan juga sering cari kenalan orang tua yang punya anak laki-laki. Tapi, memang, biasanya yang 'datang' dan kenalan dari pihak laki-laki.

Kalau pihak perempuan yang 'datang', nanti kesannya anaknya perempuan yang 'ditawarkan' door-to-door dong... ;p