Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Monday, 7 March 2011

That is okay to be not okay

Hari ini gue makan malam bareng seorang teman asrama gue. Ini pertama kalinya gue dan dia bisa keluar dan jalan-jalan bareng setelah sekian lama. Even after I'm home for good, masih tetap susah buat ketemuan. Dan waktu nikahan teman gue yang satu lagi, yang jadi ajang pamer boobs itu, dia ternyata berhalangan untuk hadir.

Selesai antar bontot ke kost, gue langsung jemput teman gue di rumahnya. Kebetulan ada nyokapnya jadi gue sekalian salaman dan ngobrol sebentar sama nyokapnya. Dulu ya, nyokapnya sering banget kirimin makanan buat dia, yang ujung-ujungnya dibagi buat gengnya kita. Pokoknya sejahtera banget deh kalau dia udah dapat kiriman, hehehe.

I must say I was pretty excited to finally meet her, karena memang udah lama banget, banget, banget enggak ketemuan. Mungkin terakhir ketemuan itu waktu dia lulus SMA dan pindah dari asrama. Beberapa tahun yang lalu sempat ada acara reunian, tapi gue-nya yang berhalangan hadir karena kuliahnya gue di Jakarta. Jadi begitu tiba di rumahnya, langsung aja heboh, cipika-cipiki, peluk sana peluk sini.

Kita berdua langsung menuju ke sebuah restoran di pinggir pantai dan teman gue bersikeras duduk di ruangan terbuka padahal angin lagi kenceng-kencengnya. Jadi gue kenyang sama steak sekaligus kembung kebanyakan makan angin. Di sana gue berdua banyak ngobrol, catching things up. Well, sebenarnya sih dia yang up date-in gue soal apa yang sudah dia alami di tahun-tahun belakangan, sementara gue (lagi-lagi) lebih banyak mendengarkan.

Teman gue itu mulai curhat mengenai masalah-masalahnya, yang ternyata seabrek-abrek. Gue aja sampe tercengang-cengang waktu dengerin cerita dia. Mulai dari masalah keluarga, pekerjaan, masalah dengan beberapa temannya. Bahkan soal dia yang yang merasa underpressure karena bokapnya pengen dia segera menikah, sementara dianya udah nyerah buat nyari-nyari. Dulu pernah pacaran 8 tahun dengan si A, tapi putus. Pernah juga pacaran 2 tahun dengan si B, putus juga. Pacaran dengan si C 2 bulan, putus lagi. And at the age of 26, dia menyerah. Katanya, "siapa aja yang datang ke gue, itu yang gue terima."

Sepanjang perjalanan pulang, gue jadi kepikiran dengan teman gue itu. I know she's not okay. I'm pretty much sure of it. Somehow, gue juga mengalami hal yang sama. I know I'm not okay. Hanya bedanya gue enggak tahu alasannya. Mungkin karena sebagian dari diri gue menolak untuk mengakui bahwa "I'm not okay". Entahlah...

Sebelum pulang gue bilang ke dia, "that is okay," untuk sekedar menghibur karena gue tahu dia merasa buruk dengan keadaannya yang disebabkan oleh masalah-masalahnya. Dan mungkin itu juga bisa menghibur diri gue sendiri that that is okay to be not okay. So all I have to do is just accept it... right?

4 comments:

Kay Chen said...

As always, ur writing is always beautiful. ^__^

ps: it IS okay... Everything will be okay.. Everything will be okay. ^__^

Rae said...

Yup, hopefully. Thanks, Kay ^.^v

Stefanie said...

Cant be more agree with Kay...love ur writing rae n guess it comfort me as well

Kay Chen said...

Stef suka ikutan nih.. ^__^ hiihihihi.. *kidding kok, Stef.