Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Thursday, 3 March 2011

Where is the love?

Everyone wants love and to be loved, itu sudah pasti. And for sure everyone is finding love. Salah seorang teman gue selalu bertanya "kenapa ya kok gue kayaknya susah banget menemukan cinta?", dan semakin lama gue semakin kehabisan jawaban.

Sejak pertama kali gue kenal dia, dia sudah menjomblo bahkan hingga saat ini. Rasanya sudah bertahun-tahun sejak dia putus dengan pacarnya, yang memilih teman dekatnya sendiri (ouch!) Ever since, she falls from one man to another, only they don't feel the same to her. I can't help but feel pity for her. Gue sendiri juga bingung kenapa laki-laki yang disukainya malah enggak bisa membalas perasaannya. Padahal teman gue itu orangnya supel, easily make a friend with anybody, penampilannya selalu modis, karirnya bagus, pintar masak, rajin bersih-bersih. Pokoknya tipe istri yang ideal deh.

Jadi sekarang dia desperately pengen punya pacar dan jam biologisnya juga terus berdetak tanpa pernah soak batrenya. Ada beberapa cowok yang naksir tapi tidak pernah sesuai dengan tipe pacar yang dia inginkan. Gue juga jadi berpikir apa karena teman gue itu yang terlalu pemilih atau standarnya ketinggian, atau memang belum saatnya dapat jodoh? Well, I don't know.

Hari ini gue menghadiri pemakaman seorang kerabat keluarga yang masih ada ikatan famili karena masih satu marga dengan Mama. Di sana gue ketemu seorang kakek, yang dari gue kecil gue udah tahu kalau itu mantannya Oma gue dulu. Mereka berdua itu sama-sama cinta pertama. Jadi selesai pemakaman (yang dimakamkan itu adalah kakak perempuan sang kakek), gue, Mama dan si kakek sekalian ziarah ke makam Oma, karena kebetulan kuburannya berdekatan.

Itu pertama kalinya beliau ziarah ke makam Oma. Di sana kakek mulai bercerita tentang kisahnya dulu dengan Oma sambil sesekali merenung menatap batu nisan. Meskipun tidak jodoh, tapi cintanya tak pernah padam untuk Oma. Makanya dulu waktu Oma masih hidup, tiap kali beliau pulang ke Indonesia pasti selalu datang mengunjungi Oma. Bahkan sekarang pun, setelah Oma meninggal, pasti selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah.

Semua kelurga sang kakek, mulai dari saudara-saudara kandungnya, istrinya, anak-anaknya, keponakan-keponakannya, cucu-cucunya, tahu kalau Oma gue itu adalah cinta pertamanya. Jadi mereka maklum kalau beliau sayang sama Oma. Mereka juga udah tahu kalau sang kakek tiba-tiba menghilang, pasti ada di rumah gue.

Kata orang, itu namanya cinta sampai mati sekalipun tidak bersatu. Kata beliau, "tidak mengapa kalaupun tidak bisa bersatu di dunia fana, pasti nanti bisa bersatu di dunia lain." Maybe it's called the real love. Mama bilang kalau Oma itu beruntung karena ada seseorang yang mencintainya bahkan setelah lama meninggal.

Well, I guess mom's right. There are some (lucky) people like Granny, while some other are still finding, just like my friend. I can't help but smile, thinking that I had such a lovely granny who was loved not only by the man but many other people. 

I believe that we all will find the real love, eventually. Sooner or later, it'll come to you, either you're finding it or you just wait for it to come. There's love everywhere, anyway. 

No comments: