Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Sunday, 20 March 2011

Crying

Last night I cried. Maksud gue benar-benar menangis. Rasanya sudah lama banget gue enggak nangis sampai gemeteran seperti semalam. Terakhir kali gue nangis kayak gitu waktu pemakaman Oma, sebelum petinya ditutup. Membayangkan bahwa itu terakhir kalinya gue melihat wajah Oma membuat gue menangis sejadi-jadinya.

Gue rebahan di tempat tidur dalam kegelapan. Deru suara AC samar-samar terdengar mengiringi setiap pikiran gue. Obat penenang yang diberikan dokter benar-benar tidak memberikan manfaatnya untuk menenangkan gue. Memang mata gue jadi ngantuk dan pengen nutup tapi pikiran gue berputar terus seperti mesin yang terus bergerak selama 24 jam non stop. I've been losing sleep. 

Gue kepikiran dengan masalah yang sedang gue hadapi, kepikiran apa yang harus gue lakukan, gimana jalan keluarnya, dan masih banyak lagi. Semakin dipikirin, semakin gue ketakutan. Rasa penyesalan karena gue kurang hati-hati terus menghantui gue. Kekecewaan yang gue berikan untuk bokap nyokap sangat menyiksa gue. The feeling of being abandoned hurts me so bad. I feel like... an outcast. And being hurt by a significant one, just added some more pain. Plus sakit fisik yang gue alami, apalagi mengingat pipi gue yang lagi kayak bokong gajah. Pada akhirnya gue menangis, perlahan awalnya hingga akhirnya gue nangis gemeteran.

I hated it so much. Gue tidak suka berada dalam posisi yang lemah, berada dalam posisi yang disudutkan. Feels like I'm powerless and I hate it. Rasanya gue seperti kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, untuk menghadapi masalah. Gue tidak suka dengan situasi yang seperti ini dan gue tidak suka menangis. Tapi semua perasaan yang gue rasakan; rasa takut, penyesalan, sedih, kecewa, putus asa, marah, semuanya benar-benar menyesakkan dada, yang pada akhirnya tumpah menjadi sebuah tangisan.

Rasanya masih sulit untuk bisa menerima kenyataan kali ini meskipun gue tahu, cepat atau lambat, gue tetap harus mengambil langkah pertama, yaitu menghadapi kenyataan. Setelah menumpahkan semua perasaan yang menyesakkan dada, gue merasa sedikit lega dan akhirnya bisa tidur lelap untuk pertama kalinya. Tapi gue tahu masalah masih belum selesai dan gue harus menghadapinya.

2 comments:

The Insider said...

ci.. sabar yo..
Bad things are always going to happen in life. People will hurt you. But you can't use that as an excuse to fail... #nyontekdigoogle
Truz nangis tuh wajar biar lu bisa lebih lega dikit...
ciayo...

Kay Chen said...

How are you now, Rae? ^__^ Hope things have sorted themselves out.


Tomorrow will be better ^__^