Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Friday, 11 March 2011

Living in Dorm (Part 2)

Sorry for the late post. Maklum, (sok) sibuk :p. So, here's the second part of the story.

Oia, sebelum lanjut, gue mau ngasih tahu kalau di asrama itu terbagi atas 2 kelompok: yang pertama kelompok anak-anak SMA dan yang kedua kelompok anak-anak SMP. Jumlah anak SMA saat itu jauh lebih banyak, baik itu yang baru masuk maupun yang udah senior. Sementara anak-anak SMP merupakan angkatan pertama waktu itu dan jumlahnya hanya sekitaran 15 orang. Gak heran kan kalau ditindas dengan ganas.

Tahun Kedua

Tahun kedua gue di asrama merupakan tahun kebesaran gue. I ruled that place, hihihi. Memasuki tahun ajaran baru, jelas ada anak-anak baru lagi yang masuk, baik itu SMP atau SMA. Ketika saatnya kembali ke asrama, gue tibanya telat. Ternyata mulai tahun kedua ini, kamar anak-anak SMP dan SMA dipisah karena jumlah anak SMP bertambah menjadi sekitar 25-30 orang. Karena gue datangnya telat, gue kehabisan tempat tidur. Asem banget deh. Masa sih tempat tidurnya kurang??? Untungnya masih ada tempat tidur yang kosong di kamar anak-anak SMA. Nah, ternyata kesialan gue malam itu berbuah keberuntungan nantinya buat gue.

Dengan jumlah yang semakin banyak, maka suster kepala memutuskan bahwa harus ada ketua dan wakil ketua untuk kelompok SMP karena sebelumnya ketua asrama bertanggung jawab untuk seluruh penghuni. Gue bilang tadi kalau tahun kedua ini merupakan tahun kebesaran gue. Well, gue dipilih menjadi ketua asrama untuk kelompok SMP dan teman gue yang berasal dari SD yang dengan gue menjadi wakilnya. Dengan jabatan ketua asrama di tangan gue, maka mulailah gue membangun kerajaan sendiri (lebaaaayyyy).

Kesialan gue tidak mendapat tempat tidur di kamar SMP kini mulai berganti menjadi sebuah keuntungan buat gue. Karena gue tidurnya bareng anak-anak SMA, gue jadi bisa temenan dekat dengan beberapa anak SMA yang baru maupun yang senior.

I figured bahwa hidup di asrama itu sama seperti hidup di hutan dengan hukum rimbanya, yaitu siapa yang kuat dialah yang bertahan hidup. Kayak kalau tiap musim hujan, asrama pasti banjir. Lagi tidur tahu-tahu sandal-sandal sudah mengapung di air yang sudah setinggi pergelangan kaki orang dewasa. Jadilah para penghuni harus mengungsi ke biara yang letaknya agak sedikit lebih tinggi sambil membawa kasur, bantal dan selimut. Tuh, gimana gak harus tahan banting kalau begitu?

Ketika seorang senior yang terkenal dengan tatapan sadisnya, yang dulu nyuruh-nyuruh gue cuci piring selama satu minggu penuh, beberapa kali minjem duit ke gue, gue melihat ada sebuah peluang untuk mulai membentuk aliansi. Kali ini gue gak mau ditindas begitu aja. Jadi pinjam duit boleh aja. Ganti gak diganti, gak masalah, tapi harus menjadi "pelindung" buat gue. (Ada kebiasaan bahwa seorang senior pasti mempunyai "adik angkat" di sana.) Later on, I found out that I had a crush on her. Sejak saat itu gue mulai merajut aliansi satu per satu dengan para senior. Kata teman gue ya, gue kalau jadi politikus pasti bakalan sukses karirnya hahaha. 

Jabatan ketua ada di tangan gue dan menjalin aliansi dengan beberapa senior jelas mengukuhkan posisi gue (sombong deh hihihi). Ditambah lagi dengan rasa bebas yang gue peroleh, well... you imagine good girl gone bad. And I mean pretty bad. Seperti kata Avril Lavigne,
"All my life I've been good, but now, whoa, I'm thinking what the hell
All I want is to mess around and I don't really care"
Yaaaay...!!!

I am now a bad, bad girl, ladies. Bayangin ya, secara tidak langsung gue membuat musuh bebuyutan gue dari awal masuk asrama hengkang. Karena dia cengeng banget, dikit-dikit nangis, dikit-dikit mewek, gue gatel-gatel kalau dekat-dekat dia. Dan ternyata banyak yang gak suka karena dia cengeng. Setelah gue melakukan konfrontasi, ternyata banyak yang mendukung dan akhirnya dia hengkang karena gak tahan. Yes, I can be mean, too. Hehehe.

Reputasi gue sebagai "bad girl" semakin dikukuhkan with having a cat fight, yang melibatkan tampar-tamparan, cakar-cakaran dan baku pukul, dengan salah satu penghuni satu angkatan dengan gue karena dia nyolot banget sama gue. Dan yang membuat gue jadi semakin terkenal adalah karena perkelahian sengit gue dengan seorang penghuni baru, anak SMA.

Waktu itu giliran meja gue cuci piring. Ada beberapa orang teman gue di meja itu, baik yang SMP maupun yang SMA. Dan ada juga salah satu senior yang terkenal paling judes serta pengikut setianya. Gue kebagian tugas membilas piring yang udah selesai disabunin, sementara si pengikut setia tugasnya membilas gelas. Kurang ajarnya, kerannya dipakai sendiri buat dia membilas gelas padahal tumpukan piring gue ada banyak banget. Gue tegur supaya gantian sama gue pakai kerannya, eh, dia malah cari gara-gara. Gue ambil satu gelas yang udah dibilas dan lempar ke loyang yang isinya air sabun. Airnya nyiprat ke baju dia. Dia balas siram gue pakai air, gue balas juga siram dia. Akhirnya malah siram-siraman dan terakhir gue siram dia pakai air sabun cuci. Mana dia badannya bongsor, jauh lebih besar dari gue. Ibaratnya kayak Daud vs Goliat. Gue udah siap-siap kalau dia membalas, tahu-tahunya dia diam terus nangis. Gue bengong... semua yang ada di dapur ikutan bengong... Tiba-tiba si senior judes ketawa ngakak. Badan doang gede, tapi cengeng. Sejak saat itu dia dendam kesumat sama gue, apalagi karena seniornya cuma diam aja. Ya iyalah, dia temenan sama senior yang tatapannya sadis, yang jelas-jelas adalah aliansi gue gitu lho. Yes, I won. Hihihi.

Gak sampai di situ aja. This time I turned into a rebel. Yep, dimentori oleh para senior yang doyan cabut dari asrama dan manjat pagar, gue jadi ikut-ikutan kabur. Waktu itu gue memimpin sekelompok anak SMP untuk kabur dari asrama demi menonton... Kuch Kuch Hota Hai, di bioskop. Yeah yeah, I know it's lame. Tapi itu udah keren banget waktu zaman gue dulu, hahaha. Ternyata ketahuan sama suster kepala dan gue serta teman-teman yang lain dihukum cabut rumput di halaman asrama selama satu minggu. Sampai sekarang gue gak tahu siapa yang lapor. Damn...

The second year ended with so much glorious for me. Gue masuk 3 besar di sekolah dan tugas-tugas gue sebagai ketua terlaksana dengan baik. And I got respect from all (troubled) seniors. Awesome, yes.

To be continued...

Ps. Lagi jam kerja soalnya... hihihi.

2 comments:

coffee latte said...

Hmm, penasaran. Apa sih hubungannya film india sama anak-anak asrama??? Karna di sma gw dulu juga gituuuu. Agak aneh liatnya (¬_¬")

The Insider said...

"Later on, I found out that I had a crush on her....."

Part 3 lanjutin yg ini donk... atau pokoknya yg ada kisah2... itu tuh tu... ehem ehem di asrama... heheheh... :)