Ketika membaca sebuah pesan yang dikirimkan mentor menulis saya, saya jadi penasaran untuk melihat komentar-komentar yang dipost-kan oleh para pembaca yang membaca tulisan saya di situs itu.Ternyata memang benar, komentar-komentar yang diberikan sangat beragam. Bahkan komentar yang datang dari kaum sesama saja sudah saling berbeda. Apalagi komentar yang datang bukan dari kaum sesama.
Saya sudah sering membaca komentar-komentar seperti itu di blog-blog atau situs-situs lain. Tapi ternyata rasanya jauh berbeda jika komentar-komentar itu ditujukan langsung pada saya. Jujur saja saya merasa ditampar bolak balik saat membaca komentar mereka.
Saya sudah sering membaca komentar-komentar seperti itu di blog-blog atau situs-situs lain. Tapi ternyata rasanya jauh berbeda jika komentar-komentar itu ditujukan langsung pada saya. Jujur saja saya merasa ditampar bolak balik saat membaca komentar mereka.
Sebenarnya saya sudah menduga pasti tulisan saya itu akan menerima beragam komentar. Dan itu sempat membuat saya mengurungkan niat untuk menulis artikel tersebut. Apalagi waktu itu saya sudah sempat stuck. Mati ide. Tapi dasarnya mentor saya itu berjiwa motivator, atas dukungan dan bantuannya di saat saya mentok itulah yang membuat saya nekat melanjutkan menulis (thanks anyway he he he).
Seperti yang disarankan oleh mentor saya, saya menanggapi semua komentar dengan kepala dingin. Baiklah saya mau jujur sejujur jujurnya. Meskipun kepala saya dingin, tapi hati saya suhunya naik sepersekian derajat. Tidak heran kalau perhatian saya yang tadinya tengah serius menyelesaikan laporan langsung jadi tak karu-karuan. Tapi tenang saja. Saya tidak sampai yang ngambek gimana gitu. Malahan saya bisa mengumpulkan kembali perhatian yang tadinya sudah ke mana-mana dan berhasil menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Dan sekarang saya sudah benar-benar tenang. Suwer!
Bagi saya sendiri, tidaklah perlu untuk mengeluarkan pendapat lagi atau sekedar "pembelaan diri" mengenai maksud dari tulisan saya, karena itu hanya akan menciptakan debat kusir yang tak berujung dan tak jelas. Saya paling tidak suka dengan debat kusir. Biarkan saja mereka dengan pendapatnya masing-masing. Toh, itu hak mereka. Yang jelas dengan menulis menghasilkan sebuah kepuasan tersendiri bagi saya. Kalau kata teman saya, namanya kepuasan batin :)
6 comments:
Regi.. waow, bloggmu keren abiszz..
Baiklah, aku akan berkomentar ttg komentar mereka.. "sepakat dengan dikau.. biarlah mereka berkomentar.. mang debat kusir ngak bakalan pernah ada titik temunya.. lebih baik berdebat di kasur" hehe
:D
hehe.. lupa nulis nama.. yang komen di atas namanya Samuel.. hehe
Hihihi... kalo debatnya di kasur enak yak... Habis debat, cape, trus tidur =P
Good job, dear! :)
membaca seluruh blog, cukup bagus
Wah, terharu >.< Terima kasih sudah menyediakan waktu untuk membaca keseluruhan blog ini :).
Rae
Post a Comment