Lagi-lagi tugas ke luar kota. Ya, saya selalu menyambut baik kesempatan untuk tugas ke luar kota. Hitung-hitung sekalian jalan-jalan, meskipun ujung-ujungnya juga waktu saya dihabiskan dengan bekerja.
Perjalanan kali ini agak sedikit berbeda. Kali ini saya berangkat ke luar kota berdua dengan Bu Bos. Biasanya ada Pak Samin yang jadi sopir. Tapi Pak Samin sedang cuti hamil, eh salah, cuti menghamili (lho?!) Hehehe nggak deng. Pak Samin sedang cuti pulang kampung. Katanya ada kerabatnya yang menikah. Ah, jangan-jangan Pak Saminnya yang mau menikah lagi hehehe. Nah, karena Pak Samin sedang tidak ada, entah kesambet jin apa, Bu Bos mengusulkan agar kami berdua saja yang pergi sambil bergantian nyetir. Dan saya selaku bawahan, mengiyakan saja.
Kota yang kami tuju berada 8 jam dari tempat kami dengan mobil. Jadilah saya dan Bu Bos bergantian menyetir. Saya yang mendapat tugas menyetir pertama. Selama hampir 2 jam saya menyetir sementara Bu Bos sibuk berceloteh. Inilah yang saya senangi dari Bos saya itu. Beliau selalu enak diajak ngobrol. Sudah begitu, Bu Bos ini termasuk emak-emak gaul. Dia bercerita tentang banyak hal selama perjalanan kami.
"Nyalain lagu dong, Rae."
Dengan senang hati saya keluarkan memory card M2 saya dari HP yang dipenuhi lagu dan saya masukkan ke tape mobil. Ini juga salah satu hal yang saya senangi dari Bu Bos. Selera lagunya sama dengan selera lagu saya. Tidak ada jaim-jaimnya juga. Malahan Bu Bos ikutan menyanyi ketika lagunya Michael Buble - Everything mengalun dan menggoyang-goyangkan kepalanya ketika giliran lagunya Madonna - 4 Miles dimainkan.
Banyak hal yang saya senangi dari bos saya itu. Di kantor beliau selalu bisa menunjukkan wibawanya. Kharismanya mencuat ke mana-mana. Bahkan dari jauh pun saya sudah bisa merasakan pancaran kharismanya (ah lebay amat saya ini hehe). Tapi beneran, loh. Saya suka menciut kalau berpapasan dengan beliau. Beliau selalu mau "merakyat" dengan karyawan lain. Tidak jarang beliau ikutan makan siang bersama dan ujung-ujungnya, pasti beliau yang traktir (jadi malu juga kalau keseringan ditraktir... malu malu mau tapi haha).
Giliran Bu Bos yang menyetir, beliau mulai bercerita seputar pekerjaan dan juga memberikan saya petuah-petuah dalam berkarir. Selain soal pekerjaan, beliau juga menceritakan sedikit tentaang keluarganya. Ya, ada sedikit kabar burung yang beredar di kantor mengenai keluarga Bu Bos. Tapi saya tidak punya urat berani yang cukup panjang untuk menanyakan kebenaran kabar burung tersebut. Biarlah para merpati pos-merpati pos itu menyampaikan kabar. Itu bukan urusan saya.
"Oya, Rae, saya sudah bilang ke kamu kalau nanti kamu bakalan dipindahkan ke kota lain?"
"Eng, iya sudah, Bu."
"Kamu siap-siap saja ya. Kalau tidak bulan ini, bulan depan kamu pindah."
Saya mengangguk-anggukkan kepala sambil menerka-nerka ke mana saya akan dipindahkan.
"Ehm, Bu, saya bakal dipindahkan ke mana?"
"Belum tahu, Rae."
Seketika saya teringat ada kabar yang beredar di kantor bahwa Bu Bos juga akan pindah. Kali ini saya nekat bertanya.
"Bu, Ibu juga akan dipindahkan?"
"Cepat juga kabarnya beredar." Bu Bos tersenyum simpul. "Iya, Rae."
Ah, kantor akan terasa berbeda kalau tidak ada Bu Bos. Tapi untunglah saya juga akan dipindahkan.
Tidak terasa hampir 8 jam perjalanan kami. Di depan tampak gapura yang bertuliskan "Selamat Datang", tanda bahwa kami telah tiba di kota tujuan. Sepertinya perjalanan pulang juga akan sama menyenangkan :)
Ps. Postingan kali ini ditulis saat sedang berada di kamar hotel yang tidak terlalu besar tapi terlihat cukup nyaman. On-line dengan menggunakan Telkomsel Flash yang sinyalnya putus-nyambung seperti orang yang lagi pacaran. Baiklah saatnya tidur dan bersiap menghadapi tugas yang seabrek besok. Yuk mari.