Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Saturday 14 July 2012

In or Out

Life is about taking risks. Bukankah begitu kata orang? Dan aku setuju, kalau kau menanyakan pendapatku. Itulah sebabnya kukatakan bahwa aku ingin mencoba bungee jumping kepada S saat kami sedang duduk santai di sofa sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis untuk mengetahui apakah kamu seorang pengambil resiko atau sebaliknya, di sebuah majalah. Dan bungee jumping adalah jawabanku untuk pertanyaan "hal baru apa yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu?"

Berbeda dengan jawabanku, S memilih untuk tidak melakukan apapun. Baginya, hal-hal baru lebih merupakan beban daripada tantangan. Dia merasa lebih tenang jika segala sesuatunya berada dalam keadaan stabil dan tidak berubah-ubah, meski dalam beberapa hal lainnya, mau tidak mau dia harus menerima perubahan karena dunia akan tetap berubah dengan atau tanpa persetujuannya. Aku mengerti kenapa dia seperti itu, terutama dalam hal pekerjaannya. Apa yang diperolehnya sekarang adalah hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Itu yang membuatnya tidak ingin mengambil resiko, apalagi mencoba hal baru. Jadi aku memaklumi saja saat suatu ketika dia mengoceh ini-itu mengenai pekerjaannya atau mengenai bosnya. Yang kulakukan adalah bertanya padanya apa dia mau mencari pekerjaan baru, dan dia akan menjawab tidak, dan aku akan berkata, deal with it, baby, sambil tersenyum simpati. Lalu dia hanya akan mendesah pasrah.

Tidak hanya dalam hal pekerjaan saja, tetapi pada banyak hal lain dalam kehidupannya juga seperti itu. Misalnya, dia lebih memilih makan di restoran yang sama dan memesan menu yang sama setiap kali. Ketika kuajak dia makan di restoran lain yang juga menyediakan jenis masakan yang sama, namun belum pernah kami datangi, dia menolak. Alasannya mungkin bisa saja karena kenyamanan atau karena pelayanan restoran itu. Aku juga biasanya seperti itu. Ketika merasa nyaman dengan suatu tempat, aku akan terus mendatanginya. Meski, tentu saja, aku tidak keberatan untuk mencoba tempat baru. Tapi mengenal S, kemungkinan terbesar alasannya adalah karena dia malas menyesuaikan seleranya di restoran yang baru dan menghabiskan waktu menelurusuri satu per satu makanan di daftar menu.

Ketika insiden aku yang membeo saat dia menyatakan perasaannya, yang seharusnya menjadi momen intim dan indah bagi kami berdua tapi malah akhirnya jadi pemicu perang dingin, segalanya jadi terbalik. Aku sekarang berada di posisi S, dan S berada di posisiku. Aku lebih memilih untuk merasa aman, untuk melindungi diriku dari rasa sakit, dan menjaga jarak pada batas-batas tertentu agar aku tidak terlalu bergantung padanya, tidak mengikat diriku terlalu erat padanya, tidak melekat padanya. Alasannya? Simpel saja, karena agar nanti ketika waktunya kami harus berpisah, rasanya tidak akan terlalu menyakitkan, baik bagiku maupun bagi dia. Sementara S, dia tahu resikonya namun dia memutuskan untuk melangkah, bahkan sejak awal ketika dia memberanikan dirinya mendekatiku, dengan taruhan aku ini lesbian atau bukan. Lihat, dia bahkan sudah melompat, ber-bungee jumping, dan aku masih berdiri di atas, menimbang-nimbang apakah harus melompat atau tidak. I got chickened out because I want to save my ass, I mean my heart from getting hurt.

Maka malam ketika kami kembali dari kencan spesial yang kubuat untuknya sebagai usaha perdamaian dan menunjukkan niatku bahwa aku benar-benar ingin menjalani apapun yang akan kami jalani bersamanya, aku melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Kutelanjangi diriku - tidak secara harafiah - dan secara gamblang mengatakan semuanya kepadanya. Semua yang menjadi alasan kenapa aku membeo. Semuanya.

Dan inilah yang dia katakan padaku; masih ada waktu 6 bulan, kurang lebih, sebelum tugasku berakhir, bukan? Aku mengangguk. Dan selama ini kita menikmati saat-saat bersama. Angguk lagi. Meski kadang ada adu pendapat, tapi kita justru malah lebih menikmatinya, betul? Angguk, angguk. Ingin kutambahkan kalau aku juga sangat menikmati waktu sesudahnya. Well, kau tahu maksudku... Dan apapun nanti yang akan terjadi, atau seberapa sakitnya luka yang akan dirasakan, aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa bersamamu, walau sesingkat apapun. Angguk. Karena aku pernah melewatkannya dan aku menyesalinya. Angguk, meski aku kurang paham dengan maksudnya. Pernah melewatkan? Akan kutanyakan padanya nanti. Jadi aku ingin melanjutkan apa yang kita miliki sekarang ini. Angguk, angguk, angguk. Gimana dengan kamu? Are you in or out?

Kali ini aku tidak membeo. Sudah cukup urusanku dengan si beo. Hanya membawa petaka saja. Kali ini, mengikuti saran temanku, show some gestures, kutatap dia dengan penuh keyakinan dan kukatakn I love you untuk yang pertama kalinya dan untuk yang kesekian kalinya di antara ciuman kami. I am so in.

Malam itu kami pun bercinta seperti tiada hari esok.

5 comments:

Anonymous said...

Waks! 17+ content.. :D

Life is in deed about taking risks. Staying in one place and not moving anywhere is not living. I believe everyone knows it well, yet still for most of us, we prefer it to going out there and risking what we have to try to get something better.

I wish I will soon get that courage to move on and start living. Glad to know you have, Rae.

K

Rae said...

Kukrasa yang perlu dilakukan hanya "live your life" aja, terlepas dari segala resiko hidup, K.

Anonymous said...

There is an expression in English, it says, "Have a life." I think it means to really make our life alive, colorful, full of spirit.


Thus, simply "live our lives" is just normal, ordinary, not challenging, boring, stable, and "not taking risks". :) haha. I think.


K

Rae said...

I couldn't agree more. However, it's just a different terms for different expression, I think. But then come to think of it... how can you have a life if you stop living? So, it's more like a starting point, living your life, before you can get a life.

And at the end, to have a colorful life depends on how you live your life, and on how you see things that happens, goods and bads, in your life as something that brings color into it or whether they drown you deep into the colorless world.

Anonymous said...

I'm getting confused. Let's stop this (•ˆ ▽ ˆ•)ː̖ нɑнɑ◦°° Let's say, I understand you, you understand me, we understand understand each other?? :)

K