Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Sunday 15 July 2012

I am Grateful

Hujan mengguyur deras di luar, membuat kami berdua dengan senang hati memilih untuk tinggal di rumah saja. Kami meringkuk di sofa dan aku mendekapkan tubuhku erat padanya karena udara yang dingin. Dia membaca buku, sementara aku membalas BBM sambil mengutak-atik iTunes. Aku harus meng-update beberapa aplikasi di ponselnya karena dia paling malas mengurusi segala sesuatu seperti itu. Sungguh, aku ini seperti sekretarisnya. "Itulah mengapa sebabnya aku punya kamu. He he he. Lagipula, kamu yang mengunduh mereka di ponselku, say," katanya. Tapi tak mengapa, karena itu artinya aku punya kesempatan menyusupkan lagu-lagu Korea. Lihat saja nanti siapa yang pada akhirnya akan tertawa. Ha ha!

Sambil menunggu unduhan aplikasi, aku mengecek email. Ada email dari Caty yang isinya berupa "ancaman" kalau aku bakal dijitaknya sampai pitak jika aku mempermainkan S. (Tenang saja, Caty. Aku tidak main-main. Lagian, aku tidak ingin kepalaku pitak.) Juga dia mengatakan kalau aku beruntung memiliki S. Kuingat-ingat, sudah ada 4 orang yang mengatakan kalau aku ini beruntung, dan salah satunya temanku yang sedang kubalas BBM-nya. Q juga berkata seperti itu ketika kuceritakan padanya saat kami chatting.

Kurasa mereka benar. Aku beruntung. Tidak hanya karena memiliki S, tapi juga karena banyak hal lainnya. Dan aku bersyukur untuk itu. Salah satunya karena aku memiliki teman-teman baik dan dekat. Aku tidak memiliki banyak teman. Aku mengenal banyak orang, iya. Tapi tidak sebegitu kenalnya hingga aku bisa berbicara lebih dari sapaan formal dengan mereka. Namun dengan teman-teman dekatku, kami bisa saling berbicara dengan terus terang. Bahkan kadang aku merasa aku terlalu straightforward dan membuat mereka tersinggung atau malah kesal. Tetapi bagiku, itu merupakan tanda bahwa mereka telah menjadi bagian yang penting dalam hidupku. Sebagai gantinya, aku tidak keberatan jika mereka melakukan hal yang sama terhadapku. Jika memang aku salah, maka mereka akan terang-terangan mengatakan aku salah. Termasuk juga mengingatkanku akan apa yang kumiliki saat ini yang sudah seharusnya kusyukuri.

Itu semua kemudian mengingatkanku juga akan segala sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupanku. Segala kesulitan, halangan dan rintangan, adalah sesuatu yang membuatku menjadi yang seperti sekarang ini. Jika tidak pernah aku mengalami semuanya itu, maka akupun tidak akan bertemu dan mengenal mereka yang saat ini memegang peran penting dalam hidupku, termasuk S. Aku lebih suka menyebut mereka orang-orang hebat, karena mereka memang hebat, dan karena melalui merekalah aku belajar banyak hal. Juga aku tidak akan pernah mengalami hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kukira ada, bahkan yang kusangkal selama ini. Dan pada akhirnya, semuanya berujung pada sebuah kesimpulan bahwa di tengah-tengah kekacauan dan hiruk-pikuk kehidupan, pasti ada sesuatu yang layak dan patut untuk disyukuri, sekecil apapun itu.

Aku melirik S yang masih asyik membaca buku. Aku tidak heran jika dia begitu asyik membaca karena akupun demikian saat membacanya. Menyadari aku sedang menatapnya, dia pun mengangkat wajahnya dan balas menatapku dengan tatapan penuh tanya. Aku memberinya sebuah senyum, lalu menggerakkan bibirku, mengucapkan I love you. Dia nampak terkejut. Belum terbiasa mendengarku mengucapkan kalimat itu rupanya. Hehe... Namun hanya sesaat dia terlihat kaget, dan kemudian membalas ucapanku sambil mendaratkan sebuah kecupan di bibirku. Maka aku pun tahu bahwa aku akan selalu mensyukuri dan mengingat saat-saat seperti itu.

No comments: