Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Wednesday 22 February 2012

One Fine Day

BlackBerry di meja berdering nyaring, melantunkan piano "Songbird." Gue menyeret tubuh turun dari tempat tidur, berjalan sempoyongan, menekan tombol snooze tanpa membuka mata, lalu roboh lagi di tempat tidur. Setelah deringan ketiga, gue akhirnya bangun. Di luar hujan turun cukup deras, membuat gue tergoda untuk kembali meringkuk di bawah selimut.

Gue memulai ritual pagi sambil menguap setiap lima menit, setidaknya sampai gue mandi. Air dingin benar-benar mengembalikan kesadaran. Ritual kemudian dilanjutkan dengan berdiri di depan lemari pakaian, memilah-milah baju mana yang akan dipakai hari ini, sambil membuat catatan dalam hati untuk mengambil pakaian bersih di tempat laundri.

Semuanya berjalan normal, setidaknya sebelum penghuni lainnya bangun. Gue sedang berdiri di depan wastafel sambil menyikat gigi ketika si Bungsu menghampiri dan menggeser tubuh gue dengan pantatnya. Gue mengernyitkan dahi, kesal karena dia main senggol, sekaligus heran dia bangun pagi. Sambil terus menyikat gigi, gue melihat dia mengambil krim cukur milik si Tengah dan mengoleskannya di wajahnya. Dia meraih pisau cukur, lalu diam memandang cermin di atas wastafel. Kali ini gue mengangkat alis. Sejak kapan anak ini mulai cukuran? Memangnya sudah berjanggutkah dia?

Dia menoleh ke arah gue, mengulurkan pisau cukur, lalu berkata, "tunjukin caranya dong." Gue hampir saja tersedak busa. Cepat-cepat gue berkumur. Gue mengambil pisau cukur dari tangannya sambil menahan tawa. Tahu apa gue soal cukur kumis dan janggut? Tapi tetap gue tunjukkan caranya. Dengan hati-hati gue menggerakkan pisau cukur dari jambang ke dagunya, kemudian kumisnya. Sedikit kaku karena gue takut melukai wajahnya. Setelah beberapa menit akhirnya gue selesai dan dia membilas wajahnya.

Tahu tidak? Mengajari adik gue cukuran itu sangat, sangat menyenangkan. Aneh sekaligus lucu juga sih. Gue jadi ingat kalau dulu gue tidak pernah melihat dia melangkahkan kakinya untuk pertama kalinya saat masih kecil. Saat itu gue sudah meninggalkan rumah. Namun hari ini, gue melihat dia cukuran untuk yang pertama kalinya. Menggelikan memang, tapi tetap saja menyenangkan. Setidaknya ada hal yang menyenangkan yang bisa terjadi, sekecil dan seremeh apapun itu, di antara hingar-bingar kehidupan gue belakangan ini.

Siang harinya, setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil, gue menyempatkan diri jalan-jalan sendirian dan bertemu seorang teman lama. Mumpung pekerjaan belum benar-benar dimulai, gue butuh refreshing. Gue butuh menyendiri. Don't get me wrong. Gue cuma butuh waktu untuk bersenang barang sehari saja, jauh dari orang-orang rumah yang selalu mengoceh mengenai hal yang sama setiap hari. Gue butuh dipencet F5-nya. Bahkan, hey, tong sampah pun perlu dikosongkan sebelum bisa menampung sampah lagi.

Gue berjalan mengelilingi mall, belanja kaos, beli body mist dengan wangi yang berbeda dari yang selama ini gue pakai, mencari-cari ikat pinggang karena celana jins gue mulai pada kedodoran (gak lucu kan gue jalan sambil menarik-narik celana yang terus-terusan melorot), dan melihat-lihat sandal dan sepatu. Ketika teman gue tiba, kami berdua segera menuju kafe. Dua-duanya butuh segelas kopi. Kami duduk menikmati pemandangan laut di hadapan kami, sambil mengobrol ngalor-ngidul tentang ini dan itu, meski gue tetap menghindari membicarakan keadaan gue yang sebenarnya sekarang ini.

Setidaknya sekarang gue siap menampung sampah lagi untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Siap dengan pekerjaan dan segala hal yang tidak bisa diprediksi sebelumnya yang bisa terjadi. Siap dengan keributan yang bakal muncul. Pokoknya siap.

Yes, I had one fine day today. Even if it's just for one day.

Dan, oh, terima kasih untuk komentar dan e-mail kalian, yang berhubungan dengan postingan sebelumnya. Thank you, thank you, thank you. I can't thank you enough, girls. Menyenangkan rasanya mengetahui bahwa ada orang di luar sana yang peduli, yang bahkan mungkin hanya mengenal gue melalui tulisan. Dan itu akan gue ingat setiap hari. Setidaknya bisa membuat hari-hari gue selanjutnya jadi sedikit lebih ringan dan menyenangkan.

P.S. @Caty, kamu bukan wanita penghibur, tapi kamu pintar menghibur. ;) (Oh, namamu resmi jadi Caty mulai saat ini. Hehe.)

P.P.S. Caty = Cat.

2 comments:

Farrel Fortunatus said...

kakak yang baik... waktu berjalan terus, tanpa terasa umur pun sudah bertambah banyak. btw, si bungsu udah ganteng ya? he he he... (kidding)

Rae said...

Hahaha, iya. Si Bungsu yang paling cakep. ;)