Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Thursday, 23 June 2011

Lesbian Life: The Guilty Feeling

Salah satu konsekuensi, dari sekian banyak, yang mungkin ditanggung oleh sebagian besar lesbian di muka bumi ini adalah rasa bersalah. Dan rasa bersalah itu mungkin juga merupakan salah satu konsekuensi terberat yang harus diterima.

What I'm saying here is not about religion or whatsoever. Not really into talking about that kind of topic, at least not for now. Yang gue maksudkan adalah rasa bersalah terhadap orang lain karena memilih untuk menjalani hidup sebagai lesbian, semisal terhadap orang tua.

Untuk yang kesekian kalinya ya, "memilih untuk menjalani hidup sebagai lesbian" itu maksudnya menerima kenyataan bahwa gue lesbian, berdamai dan coming out pada diri sendiri. Dan pada dasarnya, siap untuk menjalin hubungan dengan perempuan.

Back to topic, konsekuensi yang cukup berat ini rasanya masih terus menghantui, bahkan setelah lama berdamai dengan diri sendiri mengenai orientasi seksual. For me, it does still haunt me and it never go away. It never will, even if I come out to my parents, which obviously and surely will never ever happen.

I eavesdropped my mom talking to her friend. Well, udah sering sih gue secara tidak sengaja nguping pembicaraan nyokap dengan teman-temannya mengenai anak-anak mereka masing-masing. Bukannya gue tukang nguping, tapi yang namanya ibu-ibu kalau udah ngomong tombol volume-nya suka bablas.

Gue tahu, at some point, nyokap gue bersyukur karena gue termasuk anak yang paling enggak pernah macam-macam, bahkan gue bisa mendengar suaranya yang bisa dibilang cukup bangga saat berbicara. Apalagi karena gue anak perempuan satu-satunya di keluarga gue. Setidaknya gue tidak pernah melakukan apa yang dilakukan anak-anak teman-temannya. Dan gue tahu kalau teman-temannya nyokap juga tahu kalau gue anak baik-baik.

Well, gue gak baik-baik amat. Ada juga saat dimana gue bikin nyokap marah, bikin nyokap sakit hati. Tapi kalau dibandingkan dengan anak teman-temannya, gue masih jauh lebih mendingan. Gitu deh kira-kira. Bahkan di mata beberapa teman nyokap yang lain, gue ini anak yang sempurna.

But I also know, and you know it too, kalau sebenarnya gue tidak sesempurna itu. You know what I hide so well. It got me thinking, gimana ya seandainya kalau mereka tahu kalau gue itu... ya gue yang ini...? Dan gue merasa bersalah karena mereka, termasuk juga orang tua gue, salah mengira kalau gue ini adalah anak yang sempurna.

Gue tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi seandainya rahasia yang selama ini gue simpan, akhirnya ketahuan. It's the end of the world deh kayaknya, bukan cuma buat gue tapi juga keluarga gue. Makanya gue lebih memilih dihantui rasa bersalah seumur hidup daripada harus ketahuan.

After all, dihantui rasa bersalah itu udah jadi konsekuensi yang harus gue tanggung. As people say, there's always a consequence for every decision. Dan gue harus belajar bagaimana menanggapi rasa bersalah itu dengan cara yang paling baik. Doing whatever people ask isn't exactly the way, meskipun pada akhirnya itulah yang terjadi. So, I still have to learn...

Tuesday, 21 June 2011

I miss the dance, Brit!

Gue lagi nonton Channel V Countdown dan tahu-tahunya Britney Spears nongol di layar. Whew udah lama banget gue gak ngikutin perkembangan musik yang terbaru. (Iyalah, sibuk donlot lagu-lagu jadoel sih!)

Speaking of Britney, she was (is) one of my favorite singers, as well as one of my teenage-girls-crush... hehehe. Saking demennya, gue selalu ngikutin news tentang Brit. Mulai dari Brit cupu yang nyanyiin "Baby One More Time", sampai Brit yang lagi susah payah bertahan di industri musik. Dan terakhir kali gue ikutin perkembangannya adalah sewaktu dia ngeluari album "My Prerogative".

Setelah lama gak terdengar kabar, not only karena gue-nya yang gak update soal musik, Brit kembali lagi dengan album terbarunya "Femme Fatale". Yup, dan single-nya "Til the World Ends" berada di urutan 3 Channel V Countdown. Way to go, Brit!

Anyway, waktu gue lihat video clip-nya, there's one thing missing. The dance! Lagunya udah oke, video clip-nya udah mantap, lah dance-nya Britney kok ya begitu??? Hikh, padahal gue kangen lihat dia nge-dance. And I kinda miss the old Britney (yeah, there are always "the old one" and "the new one").

Nih ya video clip-nya...


Tuh kan, dance-nya biasa aja kan? Tapi gak apa-apa. At least now she made her way up. And like the VJ said, everyone loooooooooooooves Britney. So do I! LOL.

Friday, 17 June 2011

Waiting For the Chance

My life has been in a downfall lately. Things just happened and in one blink, I'm moving down fast like an avalanche. Once I realized, it's too late to stop nor to turn my way to one side. It's like driving a speed car with no brake...

I talked to an old friend a few days ago. Well, he was one of my ex's back on school days. (Yeah, I dated guys, too; 2 guys actually.) He said that his life is in a mess. He's not blaming other people, he knows exactly what caused the mess. And to the most regret for him is that he blew off the only chance he had to make things up for his life.

It hit me that I may have blown off the only chance I had to make things up for my life, too. Or maybe I haven't had the chance yet. Well, I'm not sure which one. But one thing I know, I can never blow off the chance to make my way up.

All I can do now is waiting for the chance to come, even though I feel like I'm waiting for something that isn't gonna happen. I know that chance only knocks once and like an avalanche, there's only one tiny little chance to survive.

Saturday, 11 June 2011

Life is Funny

Dulu, sewaktu masih kecil, gue kepengen cepet-cepet gede. Gue ingat dulu gue seneng banget melihat orang-orang dewasa mengenakan setelan kerja dan terlihat sibuk mondar-mandir. Apalagi kalau melihat women in suit... aduh kok ya kelihatannya keren sekali! (Ck, se-gay itukah gue???) Jadi makin kepengen cepat-cepat gede!

Dulu, gue paling gak suka dikatain gue cuma anak kecil, makanya gak tahu apa-apa. Sukanya ngaku-ngaku udah dewasa dan paling benci mendengar ada bilang "kamu itu masih kecil... nanti kalau udah dewasa, baru bisa mengerti." Bah! Dasar orang dewasa suka sok tahu!

Dulu, gue suka sok dewasa dan berdalih bahwa dewasa itu gak cuma dilihat dari usia, tapi dari cara berpikir seseorang, padahal waktu itu usia gue bahkan belum mencapai 12 tahun. Makanya gue paling bete kalau "disingkirkan" dari "masalah orang dewasa". Kata mereka, anak kecil gak boleh ikutan. Cih! Sok gede!

Dulu, gue beranggapan menjadi orang dewasa itu keren. Bisa melakukan segala hal, termasuk mewujudkan impian semasa kecil yang sepertinya cuma bisa teruwujud saat gue gede nanti. Pokoknya hebat deh bisa melakukan semuanya. Makanya gue jadi makin geregetan pengen cepat-cepat gede, padahal tinggi badan gue saat itu bahkan belum melewati tinggi tempat wastafel di rumah, sehingga gue harus harus naik di bangku kecil untuk cuci tangan.

But time went by and I grew up. And then shit happens... now I wish I remain a kid...

Setelah gue mengalami apa yang gue impi-impikan sewatu kecil, gue malah kepengen balik jadi anak kecil lagi. Ternyata, menjadi dewasa itu gak cuma sebatas terlihat sibuk dengan setelan kerja, gak juga cuma sebatas cara berpikir. Menjadi dewasa itu berarti menjadi semakin mengerti tentang dunia dan kehidupannya, beserta segala isinya. Menjadi dewasa itu memang bisa melakukan segala hal, tapi ternyata ada konsekuensinya, good or bad.

Sekarang, setelah gue dewasa, gak cuma dari pemikiran tapi juga dari usia, gue baru tahu kalau menjadi orang dewasa itu enggak mudah. Yes, shit happens and it sucks. Kenyataannya, menjadi anak kecil jauh lebih menyenangkan. Satu-satunya hal yang perlu dicemaskan adalah jangan sampai ngompol di tempat tidur. Kalau kebablasan, yah paling cuma diomelin sebentar dan masalah selesai.

Sementara dunianya orang dewasa penuh dengan lika-liku dan warnanya tak selamanya hitam dan putih. Hidup sebagai orang dewasa tidak pernah mudah. Dan sekarang pengennya jadi anak kecil lagi, tapi gak mungkin.

Life is funny, isnt it?

Wednesday, 8 June 2011

Shout it out loud!

Pernah gak sih merasa buntu dan kepala serasa mau meledak?

Pernah gak sih, lo memendam berbagai macam perasaan; marah, sebel, sedih, kesel, bete, kecewa all at once?

Pernah gak sih merasa kalau semua yang lo lakuin ternyata sia-sia?

Pernah gak sih lo dilanda frustrasi hebat, sampai-sampai lo jadi orang bodoh?

I am feeling the same right now and one thing I really want to do is scream out loud... scream my lungs out.

But I just couldn't...

So here I will shout all my frustration out...

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Okay, I'm feeling much better now.

Thursday, 2 June 2011

Wordless

Sometimes, in life, you feel it stop moving, as though someone hit the "pause" button. You just stop moving, while everybody around you keep living their lives.

Sometimes, in life, when you're having too much at a time, it hits the limit and then it stops, as though you can't take any more of anything that can possibly happen.

To me, my life stops when there are so many things are left unsaid. My mind is blowing up, yet I just can't find the right words or the right way to express my feelings, no matter how hard I try. 

It is happening right now. I am wordless... and have been losing a desire to write a blog post. I am, figuratively, having a brain dead.