Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Monday, 30 September 2013

Just a Random Post

"How do you like Melbourne so far?" Pertanyaan itu hampir selalu yang ditanyakan orang-orang yang mencoba untuk memulai sebuah percakapan denganku. Dan selalu kujawab, "I like it okay, it's just the unpredictable weather that I hate so much." Lalu mereka hanya akan tertawa mendengarnya.

Beneran lho ya, cuacanya itu bener-bener ngeselin banget, banget. One minute it's warm, the next is freezing me to death. Biasanya pagi menjelang siang cuacanya hangat, meski anginnya masih lumayan kencang tapi masih bisa ditolerir oleh tubuhku yang asli buatan negeri tropis. Menjelang sore-sore gitu hingga malam hari, bisa tiba-tiba hujan dan suhunya turun drastis. Kan aku jadinya kecele dengan hanya mengenakan kaos dan jaket atau cardigan yang bahannya tipis. Apalagi kalau aku harus pulang malam. Bisa-bisa aku menggigil seperti kucing kecemplung air dingin. Tapi yasudahlah ya, sudah resiko. Kuakali saja dengan berjalan secepat mungkin sambil menggigil-gigil macam kena gempa lokal.

Anyway, sekarang ini sudah memasuki minggu-minggu terakhir semester. Tugas-tugas kuliah ada beberapa yang sudah selesai, meski masih ada tugas-tugas akhir. Tapi setidaknya tugas yang tersulit sudah lewat, tinggal menggalau menunggu hasilnya. Kemarin aku dan beberapa teman sekelas merayakannya dengan makan bareng di sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Uygur. Aku, seorang berasal dari Cina, seorang lagi dari Kamboja, dan yang terakhir dari Pakistan. Berempat kami memesan 3 hidangan yang ternyata porsinya lumayan besar. Jangan tanya apa nama makanannya karena menunya dalam bahasa Mandarin.


Hidangan yang pertama itu isinya potongan daging ayam, kentang, paprika, tomat, dan semacam gorengan tepung. Bukan gorengan sih, karena tepungnya itu kenyal. Entah apa namanya. Bumbunya itu khas banget sih, tapi mirip masakan khas kampung halamanku. Ada potongan cengkihnya juga. Pokoknya bumbunya berasa banget deh.


Dua hidangan lainnya lagi ada semacam pasta dengan potongan wortel, kacang polong, kentang. Lalu yang terakhir, di piring yang kecil itu, semacam vermicelli (bihun), tapi bihunnya itu kenyal. Lumayan pedas, tapi enak. Jadi, bagi yang ingin jalan-jalan ke Melbourne, pastikan untuk mencoba hidangan khas Uyghur ini yang terletak di sepanjang Russel Street. (Ngomong-ngomong, pada tahu kan Uyghur itu di mana? Tadinya sih aku nggak tahu juga. Hehehe.)

Anyway lagi, sebenarnya aku rencananya mau menulis topik yang lain, tapi malah menulis soal makanan. Pada postingan berikutnya saja kalau begitu. Aku keburu ngantuk, padahal seharian ini aku sudah mengebo. Bahkan semenjak pulang kuliah kemarin sore, aku langsung tidur sampai pagi. Hanya bangun sebentar di jam 12 tengah malam menemani pacar ngobrol, lalu aku kembali tertidur. Lalu tadi siang, selesai mandi dan makan, aku kembali tidur. Benar-benar pembalasan dendam yang apik karena seminggu ini aku kurang tidur. Well, welcome to the uni life!

Monday, 9 September 2013

Guest Post: Si Pacar

Kira-kira sebulan yang lalu aku meminta si pacar untuk menuliskan sesuatu di blog ini. Kataku, "Yang, kamu mau gak nulis guest post di blogku?" Reaksi pertamanya adalah, "Waaaa... kenapa tiba-tiba minta itu???" Hihihi... siyok kan jadinya si pacar.

Sebenarnya permintaan itu aku buat demi memenuhi janjiku untuk mengenalkan si pacar di blog ini. Tapi, tapi dan tapi sekali-kali si pacar dong ah yang cerita. Ya, kan? So, instead of me writing the story, I asked her to do it. Dan inilah hasil tulisan semalam suntuknya untukku, yang masuk di emailku dengan judul file 'Emm'. Serius, itu judulnya lho.

Emm... mungkin pembaca blog setia Rae akan sedikit heran untuk postingan kali ini. manusia ajaib bin freak ini menjebak-jebak aku manusia polos bin ajaib untuk menulis di blognya. Peringatan saja,aku tidak ada bakat dalam bidang tulis menulis. Jadi, jika postingan ini membosankan silakan kalian kirim email protes ke Rae yang saat ini sedang tertawa bahagia melihat aku mengarang indah. Di postingan sebelumnya,tuan rumah blog ini ada menjanjikan cerita mengenai orang spesial yang sekarang bersama dia dan itu aku.
  1. Hal yang mungkin terbesit saat kalian tahu Rae sudah memiliki pacar: Bagaimana bisa Rae punya pacar? *muka bengong
  2. Kok pacarnya mau ya sama Rae? *muka bingung
  3. Bukankah Rae sekarang di negeri antah berantah? Bagaimana bisa bertemu?*muka mikir
  4. Dan pertanyaan lain yang mungkin bisa kalian tanyakan langsung kepada Rae si manusia ajaib bin freak
Pada awalnya aku tidak berniat mengatakan perasaan yang aku punya. Aku merasa lebih baik aku simpan sendiri,menjadi teman yang baik, menjadi pembaca setia blognya. Bayangkan,kami sudah berjanji untuk backpack bersama (walau tidak yakin sih karena bakat kerempongan yang ia punya) dan hal itu mungkin saja rusak jika aku mengatakan isi hati ku. aku juga akan main ke tempatnya, tiket sudah kubeli. Jika aku mengatakan perasaan ku dan membuat suasana menjadi kacau nasib ku di tempatnya bagaimana -_-“. 

Dari sekian banyak hal yang kami obrolkan, ada 1 topik yang membuat aku merasa ‘lebih baik aku bilang perasaan ku saat hari terakhir di tempatnya atau di hari keberangkatannya ke negeri koala’. Aku tidak peduli seandainya ia melakukan penolakan karena dia juga akan pergi jauh,aku hanya ingin dia tahu bahwa ada orang yang jatuh cinta dengannya. *Jika saudara/i berpikir kami banyak membicarakan hal berat, itu salah karena pada aslinya kami lebih banyak membicarakan hal-hal tidak penting yang bisa berlanjut berhari-hari (senyum terselubung).

Dasarnya kami sama-sama gengsi dan selalu denial dengan perasaan masing-masing, kami hanya menebar sinyal, lucunya kami sama-sama menyadari hal itu tetapi tetap diam dan berkata dalam hati ‘oooo seperti itu’. Singkat cerita, aku memutuskan untuk mengungkapkan isi hati ku sebelum aku mengikuti pelatihan di kota dekat kota dimana ia tinggal. Seusai dari pelatihan aku langsung terbang menuju kotanya. 

Kesan pertama saat bertemu adalah “jam karet”. Aku ditelantarkan di bandara selama 1 jam! Jelas aku jadi kesal, dan ia datang dengan tampang tidak berdosa lalu cengar cengir. Selama aku di kota ia tinggal,aku semakin yakin bahwa ia tinggal di kota pelosok. Bagaimana tidak, dari tempatnya tinggal menuju pusat kota berjarak 45km. Aku buka peta untuk melihat letak kota, dan letaknya nyaris paling ujung. Secara kondisi geografis, gunung dimana-mana dan dekat dengan laut tetapi manusia ini masih tidak mau mengakui bahwa ia tinggal di pelosok. (Yang, kapan mau ngaku kalau tinggal di pelosok?)

Rutinitas aku selama bersamanya sederhana:

  1. Alarm bunyi, matiin, kembali tidur
  2. Mandi
  3. Sarapan bersama keluarganya
  4. Melaksanakan misi dari mamanya
  5. Pergi ke tempat wisata (sisipan)
  6. Pulang, bersih-bersih, tidur
Saat pergi ke salah satu mall untuk membeli kebutuhan perkakas rumah,aku mengajaknyamain timezone. respon dia adalah “gak pernah aku main timezone lagi semenjak kuliah *muka ogah-ogahan”. Setelah bermain, “nanti main game itu lagi yuk *muka sumringah kaya nemu koin gope di jalan”. 

Kami juga nyaris melakukan hal alay, melihat sunset tetapi karena tempat tidak memungkinkan kami sepakat untuk membatalkan. Kalau kalian berpikir melihat sunset itu hal romantis, memang romantis tapi kalian akan berpikir berkali-kali jika sudah lihat tempatnya, percayalah. Ah, kami pergi ke sebuah danau yang terletak di salah satu kaki gunung. Kami menikmati keindahan danau tersebut dengan indomie goreng, sepiring pisang goreng, dan kaki yang tidak bisa diam menahan pipis (wc nya tidak tahu dimana hahahaha....)

Ok, ceritanya sampai disini. Cerita lainnya? Biarkan si pemilik blog ini yang melanjutkan
*stop jebak-jebak aku buat nulis (⌐ _⌐)
Nah, jadi itulah dia Si Pacar yang kusebut-sebut. Hehehe... Thank you for writing this, Honey *mwah mwah* ;)

Tuesday, 3 September 2013

Melbourne Photos

Been meaning to post some photos that I took while hanging out around Melbourne, tapi tak kunjung jua dikerjakan. Baru bisa kesampaian sekarang, so here they are. All photos were taken with my smartphone.

Ini lho, Springvale yang kuceritakan di awal minggu aku tiba di sini. Ini salah satu suburb di Melbourne, Victoria, yang banyak penduduk Asia. Suburb lainnya adalah Box Hill, Nunawading dan sederetan suburb lainnya hingga Springvale. Kemudian ada Footscray yang banyak orang Vietnam-nya.

Springvale, Victoria


Springvale, Victoria