Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Tuesday 14 August 2012

K.O. (Lagi dan lagi)

Entah apa yang terjadi dengan tubuhku. Sistem imun di dalam tubuhku sepertinya diporak-porandakan entah oleh apa. Sedikit-sedikit sakit. Seperti pagi tadi, aku bangun dan merasakan tubuhku hangat, kepalaku kleyengan, hidungku sakit, dan tenggorokanku meradang disertai batuk yang menyakitkan. Alhasil seharian ini aku harus terbaring di tempat tidur.

Pagi aku sarapan, minum obat, lalu disuruh tidur lagi sama Mama. Siangnya juga begitu. Makan-minum obat-tidur. Aku bangun karena S meneleponku. Dan ketika mendengar suaraku yang serak-tapi-tidak-seksi, dia pun panik.

"Lho, kamu sakit, Say? Kok bisa? Tapi kemarin kamu nggak apa-apa, kan? Kamu kok nggak bilang-bilang? Aduh, jangan-jangan karena kencan yang sampai malam itu lagi. Ya ampun, aku lupa kamu kan nggak boleh masuk angin. Aduh.., aku ke sana sekarang, ya?"

Tuh, kan. Begitu deh dia kalau sedang panik. Kuiyakan saja apa katanya. Kebetulan juga aku memang mau memintanya datang karena pamanku, yang jago masak itu, membuat tahu kecap yang digemarinya sejak pertama kali mencoba. Dia menanyakan apa aku mau dibawakan bubur ayam. Tapi berhubung lokasi rumahku cukup jauh, aku menolak. Buburnya keburu dingin nanti.

Aku terbangun ketika dia masuk ke kamarku. Dan entah dianya yang bisa membangkitkan sisi cengeng dari diriku, atau memang akunya mewekan kalau sedang sakit, aku malah menangis begitu melihat dia. Ya ampun, malu-maluin banget, ya? Oh, atau mungkin aku suka dengan pribadinya yang keibuan saat merawatku waktu sakit. Makanya cengeng supaya dimanjain, dipeluk dan dicium. Hihihi... Tapi sumpah lho, tidak pernah terbayangkan aku bisa secengeng ini. Rae? Cengeng? Sebentar lagi kiamat mungkin. Atau coba perhatikan, jangan-jangan matahari sudah mulai terbit dari barat dan terbenam di timur.

Etapi, tangisku kemudian berubah menjadi tawa karena melihat wajah panik dan rasa bersalahnya. Tidak tega melihat dia menyalahkan dirinya, kujelaskan saja kalau aku sendiri yang salah. Sudah tahu tidak dibolehkan lagi mandi malam, eh, kemarin malam aku mandi jam 9. Memang sih, yang waktu kencan itu kami duduk di ruangan tebuka dan beratapkan langit dengan angin laut yang bertiup ke arah kami, dan kami di sana sampai malam. Tapi ini karena juga aku mungkin kelelahan.

Luas kamarku mungkin 4x4 atau 5x5 (tidak pernah kuukur!), yang berisikan tempat tidur queen size, sebuah lemari baju, meja rias dengan tumpukan buku yang cukup tinggi di atasnya, meja belajar yang juga penuh tumpukan buku, dan sebuah kursi. Di sini, di kamarku ini, dia menyuapiku bubur, menemaniku ngobrol, membacakan beberapa halaman buku "Sputnik Sweetheart," (dan aku hampir menangis lagi ketika dia membacakan bagian Sumire yang 'ditolak' Miu) menggosokkan minyak gosok di badanku, lalu memberiku obat. Kemudian dia mandi, berganti pakaian, makan, dan menemaniku sambil mengerjakan pekerjaannya.

Malam ini dia menginap. Padahal jarak dari rumahku ke rumahnya cukup jauh. Jadi dia harus bangun pagi-pagi sekali besok, ke rumahnya dulu, baru ke kantor. Demi pacar yang sedang sakit dan demi tahu kecap buatan pamanku katanya. Idih, masa aku saingan sama tahu, sih? Tapi mengingt dia bakal menemaniku tidur, membuatku senyum-senyum sendiri. Meski nanti tidak ada adegan ciuman mesra karena aku sedang sakit. Tapi tak mengapa lah ya. He he he...

Yuk ah, tidur dulu, ya.

No comments: