Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Tuesday, 27 September 2011

The New Blog

As Kopi announced on her blog a week ago, kita berdua memang berencana untuk membuat blog baru barengan, sebagai gantinya karena gue keluar dari blognya Kopi. Blog yang dimaksud udah selesai dibuat hingga tahap pemilihan theme dan header, cuma belum siap diluncurkan karena emang belum sepenuhnya selesai (baca: gue lagi malas menulis postingan pembuka.)

Alasan lainnya adalah karena udah tanggung. Ini udah tanggal segini dan bentar lagi bulan Oktober. Gue sih pengennya mulai tanggal 1 Januari tahun depan, tapi kalo gue kasih tahu Kopi, bisa-bisa gue didemo. Hihi. Jadilah gue pikir yang terbaik adalah blognya diluncurkan di tanggal 1 Oktober nanti. Don't miss it, ladies ;)

A little peek of the blog, it's gonna be a white-and-clean-themed-blog with special made header and more stories will be written on time being :) So, jangan lupa yaaaa, tanggal 1 Oktober, jam 12 teng WIB :D

Ps. I thought this post will be a short one. But look what I got, 3 paragraphs! Ok, I should stop now!

Ps lageh. Sok banget deh kita pake pengumuman sama countdown segala, hehehe #cuekbebek

Monday, 26 September 2011

Life is Beautiful

Sorry for the lack of post, ladies. Gue seperti biasanya, sibuk menyibukkan diri. Hehe, ga deng.

Anyway, gue baru aja menamatkan sebuah drama Korea 63 episode yang dikirimin Kopi sekitar sebulan yang lalu, bok. Berjudul "Life is Beautiful", drama ini merupakan drama keluarga yang mengisahkan tentang berbagai hal yang lumrah terjadi dalam sebuah keluarga.

Ceritanya mengenai kehidupan sebuah extended family yang tinggal di pulau Jeju dan memiliki bisnis penginapan. Extended family yang gue maksud adalah anggota keluarganya mulai dari kakek, nenek, ayah, ibu, 2 orang paman yang menjomblo, 4 anak, seorang menantu, dan seorang cucu perempuan.

Di awal ceritanya tentang si kakek, yang konon adalah playboy dan beristri banyak, mendadak memaksakan kehendak untuk pulang dan tinggal bareng si nenek. Bok ya, jelas aja si nenek, yang punya dendam kesumat sama si kakek karena dulu pernah ninggalin keluarganya, menolak mentah-mentah. Pake adegan kejar-kejaran dan susup-menyusup pula. Lucu deh lihat si nenek ngomel-ngomel sama si kakek.

Cerita kemudian bergulir perlahan mengenai si menantu yang ketahuan selingkuh, si paman #1 mau menikah, paman #2 nyari-nyari calon istri, anak #3 yang jatuh cinta, dst. Tapi yang paling menarik di si film ini, yang menjadi alasan kenapa gue bela-belain nonton meskipun membutuhkan waktu sebulan lebih, adalah karena anak tertua di keluarga ini gay dan akhirnya coming out. Dan yang menarik adalah anggota keluarganya bisa menerima. Yea well, namanya juga film sih ya, hehehe.

Bagi yang seneng nonton drama keluarga, mungkin bisa ikutan nonton. Lagipula, tema yang diangkat drama ini menyangkut kejadian sehari-hari yang sering kita alami dan tidak terkesan dipaksakan. Akting para pemerannya terlihat santai dan gak dibuat-buat.

And here's the OST (kalo kata gue, ini drama yang minim OST): 영원한 내사랑

Sunday, 11 September 2011

September 11

September 11...

Seharusnya tidak hanya menandai sejarah tragedi World Trade Center di New York sana, tapi juga menandai suatu perubahan dalam kehidupan gue di sini, di tahun ini.

Seperti yang dibilang nyokap, "seharusnya hari ini kita semua pada lagi sibuk-sibuknya nyiapin pernikahan kamu, ya."

Iya sih, seharusnya...

Kalau ditanya kenapa kok ya gue bisa sampai hampir menikah, sebenarnya juga gue bingung. Kenapa ya?

Sewaktu gue cerita ke J, one of my closest friends, dia cuma bilang "with your situation right now, I don't see any other solution. This could be the best for you." Dan dia benar. Karena waktu itu, gue juga berpikir sama seperti J.

Rasanya sih memang masih sulit dipercaya gue masih bisa lolos, karena saat itu nyata-nyatanya gue dihadapkan pada sebuah pernikahan. Everything was real; the preparation, the wedding dress, all the talk about the wedding, etc.
Sekarang kalau gue pikir-pikir lagi, malah bikin gue merinding tapi sekaligus lega.

Kalau ditanya kenapa gue, yang ngaku lesbian, kok bisa hampir menikah? Well...ada banyak lesbian yang juga memutuskan untuk menikah. Ya kan? Keputusan gue waktu itu tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan orientasi seksual gue. Sewaktu mengambil keputusan, orientasi seksual berada pada urutuan paling bawah yang gue pikirkan.

Banyak yang mungkin masih belum mengerti dengan keputusan gue. Tetap kekeh kalau lesbian itu gak seharusnya menikah dengan laki-laki, dan gue itu lesbian. Well, just step into my shoes and you'll get what I mean. Tapi sih ya, mudah-mudahan gak harus mengalami apa yang gue alami *ketokmeja*.

Dan soal, ehmmm, 'burung'... Well, I can only say that it gave me nightmares every night.... (-.-!)