Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Saturday, 31 August 2013

Missing Home

Harusnya sih ya, malam ini aku belajar. Harusnya malam ini aku menelusuri library website dan mencari jurnal-jurnal penelitian demi tugas esaiku yang harus dikumpulkan dua minggu mendatang. Harusnya malam ini aku sudah membuat draft esaiku. Tetapi, oh tetapi, yang kulakukan malahan menelusuri satu per satu blog-blog langgananku dan membaca semua postingan yang telah lama terlewatkan olehku. Membaca setiap kisah yang ditulis oleh sesama blogger yang berada di Indonesia membuatku sadar bahwa betapa aku sangat merindukan kampung halamanku. Betapa juga aku merindukan Indonesia! Dan, oh, kehangatannya. Panasnya, maksudku. Hehehe... (Iya bok, katanya ini sudah memasuki musim semi, tapi buatku dinginnya masih sedingin winter).

Lucu ya, betapa dulunya aku tidak sabar menanti waktu hingga aku bisa hengkang dari kampung halaman dan sekarang malah merindukannya mati-matian. Okelah kalau soal makanan sih, Melbourne terkenal dengan kota yang multikultural sehingga berbagai jenis makanan dari berbagai macam negara itu tersedia di mana-mana, termasuk masakan Indonesia. Tetapi yang kurindukan itu adalah suasananya. Orang-orangnya juga, meski banyak juga orang Indonesia di sini, tapi rasanya tetap saja berbeda.

Lebih lucunya lagi, setelah berada di sini aku malah sering membanggakan Indonesia. Well, setidaknya rasa nasionalismeku itu naik bertingkat-tingkat. Soalnya setiap kali dikira bahwa aku ini orang lokal maka aku dengan bangga menyebutkan bahwa aku orang Indonesia, yang kemudian disusul dengan aku menceritakan apa saja yang terkenal dari Indonesia. Dan ternyata tidak banyak yang aku tahu tentang negaraku itu. Astagnagaularnagaditangga banget nggak sih itu?

Harus kuakui bahwa membutuhkan sebuah perubahan situasi yang benar-benar drastis untuk bisa melihat kembali apa saja yang telah terlewatkan olehku selama berada di Indonesia. Membutuhkan jarak yang terpisah ribuan mil untuk menyadari bahwa betapa aku sangat membutuhkan kedekatan dengan orang-orang yang sangat penting buatku. Dalam kasusku, berada di lingkungan yang sama sekali baru tanpa mengenal satu pun orang lain di sini, well, benar-benar pemicu homesick. Bukannya aku tidak punya teman sih. Aku punya teman, hanya saja belum sampai pada tahap curcol-curcolan ala sahabat.

Namun yang membuat homesick-ku memuncak adalah aku baru saja memiliki keponakan! Iya, adikku yang tengah akhirnya menjadi seorang ayah, dan secara otomatis aku menjadi tante, alias ii. Yang membuatku sedih adalah aku tak bisa menggendong keponakanku itu. Segera saja terlintas bagaimana caranya agar keponakanku itu mengenalku dan menyukaiku nanti saat dia tumbuh. Ngomong-ngomong, bayinya laki-laki, lahir dengan berat 4,5 kg dan panjang 90 cm. Itu sih nggak mungil-mungil amat ya... Dan kata orang-orang, wajahnya mirip dengan wajahku. Hihihi... Tembem, hidungnya pesek. 

Anyway, untuk mengobati rasa kangenku, sering aku menelusuri Youtube dan menonton acara-acara televisi Indonesia. Aku sering menghabiskan waktu menonton Sarah Sechan Show, Indonesia Bagus, Malam Minggu Miko, juga aku jadi sering mendengar lagu-lagu Indonesia yang dulu jarang sekali kulakukan. Bahkan sambil menuliskan ini aku sambil mendengarkan lagu Yogyakarta-nya KLA Project. Sampai streaming video klipnya segala dan berjanji dalam hati bahwa aku akan kembali jalan-jalan ke sana. Harus. Wajib. Suatu saat nanti. Pokoknya mau, apapun kata dunia. Titik. (Apa sih, Rae?!)

Aku juga jadi sering memantengi akun media sosial hanya demi melihat apa saja yang sedang dilakukan teman-temanku di Indonesia sana. Apesnya, mereka malah sering pajang foto makanan yang menggiurkan, yang sanggup membuatku rasanya ingin terbang pulang kembali ke Indonesia. Seandainya aku ini burung...

Oh, how I really, really miss you, home...