Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Friday, 8 June 2012

A New Beginning



Jam di layar ponsel sudah menunjukkan waktu pukul 22:22 ketika aku mengakhiri percapakan dengannya. Hanya sebuah percakapan ringan, seperti saling menanyakan kabar, yang setiap malam kami lakukan sebelum tidur. Ada nada kelelahan dalam suaranya, namun kami masih bisa tertawa saat dia menceritakan sebuah kejadian lucu yang dialaminya hari itu.

Sebut saja dia S. Seorang perempuan yang entah bagaimana caranya bisa tiba-tiba muncul di hadapanku, lalu kemudian menjungkirbalikkan kehidupanku dan membuatku akhirnya menjilat ludah sendiri. Maksudku, belum lama aku mengata-ngatai kalau yang namanya relationship bukan untukku. Eh, malah sekarang aku justru berada di dalamnya. Kata kasarnya, aku (lagi-lagi) kualat sama kata-kata sendiri. Untungnya, kali ini kualatnya indah. Hehehe...

Tunggu dulu. Jangan langsung menghakimiku, karena bagiku ini merupakan sebuah langkah besar. Tidaklah mudah mengalahkan rasa takut: takut gagal, takut disakiti, takut menyakiti, belum lagi masalah trust issue yang sedang kualami, yang disebabkan oleh masalah internal dalam keluargaku. Bahkan hingga detik ini, aku masih merasakan itu semua, dan membuatku sedikit menahan diri serta menjaga jarak.

Namun akupun belajar dari kesalahan di masa lalu. Sebelum memulai hubungan dengannya, kukatakan semuanya kepadanya, dengan jujur. Tidak lebih, tidak juga kurang. Aku menyadari kekurangan terbesarku adalah kecenderunganku untuk menutup diri dari semua orang ketika keadaan justru sedang sulit. Karena itulah aku membuatnya berjanji bahwa ketika aku mulai berdiam diri, dia harus mengingatkanku kalau aku memiliki dia, dengan cara mengajakku bicara. Dan akupun berjanji bahwa aku akan selalu membicarakan segala masalahku dengannya.

Ini hal baru bagiku, namun rasanya aku bisa menikmatinya, karena aku sendiri bukanlah seorang yang bisa begitu saja menerima suatu perubahan. Seorang teman pernah berkata bahwa menjalani hidup itu seperti menulis novel. Dan kita sendirilah yang menjadi penulisnya. Kita sendiri yang memutuskan kapan untuk mengakhiri sebuah bab dan kapan memulai sebuah bab baru. Satu bab kehidupan harus berakhir untuk kemudian menjadikannya awal dari bab lainnya. An end is a new beginning, begitu istilahnya.

Memang tidaklah mudah untuk mengakhiri sebuah bab, apalagi memulai bab baru. Tapi seperti kata temanku lagi, kalau tidak membuka hati bagaimana kita bisa tahu akan seperti apa bab selanjutnya? Lagipula bukankah hidup harus terus berlanjut? Ibarat sepeda, harus terus dikayuh agar tetap seimbang. Maka begitu pula dengan hidup.

Ya, aku masih memiliki ketakutan. Aku masih memiliki banyak masalah yang bisa membuatku mengacaukan hubungan ini, tapi aku ingin mencoba. Dengan serius tentunya. S tahu itu, sehingga kami berdua sama-sama memutuskan untuk menjalani apa yang ada untuk sekarang ini. Mumpung masa tugasnya di kotaku masih ada kurang lebih 6 bulan lagi. Maka waktu ini akan kami gunakan untuk menjalani dan melihat akan dibawa kemana hubungan ini nantinya. Kok jadi seperti lirik lagu, ya? Ah, tak apalah. Sesekali lebay, boleh kan?

Baiklah, daripada kalian nanti jatuh terjungkal dari kursi ketika kelebayanku semakin menjadi-jadi, maka mendingan aku akhiri sampai sini dulu. Lagipula, mataku nyaris tertutup dan kepalaku sudah mulai terantuk-antuk. S sudah tidur sejak tadi, dan dia sempat mengeluarkan ultimatum agar aku tidur lebih cepat malam ini. Nah, sebagai langkah awal dari segala perubahan adalah aku menuruti kata-katanya. Daripada aku kualat karena melawan perintah yang lebih tua.

Tuh kan, lebay lagi. Yuk, mari ah.

7 comments:

Anonymous said...

cieecie RAE ada yg jatuh cinta nih.Selamat yah.

Rae said...

Jatuh bangun kali. Hehehe :p

Anonymous said...

ya RAE kalo jatuh bangun mah cape kali,enak jatuh cinta x.Btw tampilan blogmu ada yang berubah yah.heheihehehe.

Rae said...

Enak juga jatuh tertidur. Hehe. Iya, header image-nya kuganti. Ganti suasana :)

Anonymous said...

iya deh,ganti suasana plus dapat yayang baru.

Farrel Fortunatus said...

lebih tepatnya: jatuh ke dalam pelukan cintanya hihihi... congratz ya sista! :)

Rae said...

Hahaha... baiklah, jadi intinya tetap jatuh ya, Fa? Untung bukan jatuh tersungkur ya :p