Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Kamis minggu kemarin, aku dan S duduk berdempetan dengan pasien yang lain di ruang tunggu praktek dokter. Hari itu aku menemani S yang sedang sakit. Untungnya hanya demam biasa, dan bukannya demam yang menjadi gejala penyakit-penyakit yang menyeramkan itu.
Hari Sabtu S sudah merasa baikan. Maka atas usul seorang teman, kubawa dia menginap di rumahku. Pikirku, kan lumayan bisa makan enak kalau di rumahku. Jadi itu merupakan kali pertama aku membawa pacar ke rumah, juga pertama kalinya S bertemu keluargaku.
Rasanya? Aduh, dag-dig-dug-deg-duar! Pokoknya cemas-cemas senang. Cemas karena bisa saja ketahuan kami ini tidak sekedar berteman. Pasalnya, si Nut bilang gerak-gerik dan bahasa tubuhku sekarang berbeda. Bahkan katanya, "You have this silly I-just-got-laid smile on your face." Padahal kami hanya bercakap melalui Skype, lho. Oh, dan aku tidak sedang "got laid" juga. Duh! Namun aku senang karena akhirnya dia bisa datang di rumahku, makan masakan Mama dan menginap pula. Yay!
Di hari Senin, S sudah merasa sehat, meski belum mulai bekerja. Jadi kemarin kuantar dia ke rumahnya. Namun sebelumnya kami sempat mampir makan dan ngopi dulu. Sesudahnya, kami menuju tempatnya, dan setibanya di sana aku segera menyiapkan obat-obatnya, lalu pulang.
Nah, sekarang malah gantian aku yang sakit. Bahkan sampai harus diopname. Jadi saat tiba di rumah semalam, aku masih sempat bersih-bersih dan melakukan ritualku sebelum tidur; sikat gigi, membersihkan wajah, tak lupa juga selalu mengenakan krim wajah untuk malam hari. Tepat ketika aku selesai dengan ritualku itu, aku mulai merasa pusing. Sekelilingku terasa berputar, dan aku tidak bisa bangun. Maka malam itu aku langsung dibawa ke RS.
Menurut hasil pemeriksaan dokter, aku hanya kelelahan dan tekanan darahku rendah, serta kurang cairan. Meski begitu, aku tetap harus di-infus. Sore tadi, S datang dan membawa bubur ayam dari restoran yang sering kami kunjungi, yang memang bubur ayamnya yang paling kugemari.
Entah apa yang merasukiku, aku malah menangis saat melihatnya. Mungkin karena seluruh tubuhku sakit, seolah baru saja menabrak dinding. Atau karena suster-susternya yang galak, yang ketika memasang infus di lenganku seolah sedang menyuntik hewan. Atau mungkin juga karena bubur ayam yang dia bawa. Maksudku, ternyata dia ingat bubur ayam kesukaanku. Hehe.
Selama beberapa saat aku menangis sesegukan dan dia mengusap-usap kepalaku. Ketika akhirnya tangisku berhenti, aku bergumam ingin mandi karena hampir seharian aku belum mandi. Dia nyengir, katanya, "Memangnya kamu boleh mandi?" Lho, memangnya aku tidak dibolehkan mandi? Setelah aku memaksa, akhirnya dia membolehkanku mandi. Dia membantuku turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju kamar mandi, sambil aku menyeret-nyeret tiang gantungan infus. Itu sangat tidak keren, lho. Jalan sambil menyeret tiang gantungan, maksudku. Sungguh! Dan kegiatan mandi-memandikan pun ribetnya minta ampun dengan adanya selang infus serta tiangnya yang ikut memenuhi kamar mandi yang memang sudah sempit. Ada aku, S dan tiang infus. Yeah...
Selesai mandi dan ganti baju, aku disuapinya bubur tadi. Lalu aku sempat memberitahu temanku mengenai keberadaanku di RS melalui BBM, sambil juga mengetik postingan ini. Dan sekarang S sudah memelototiku. Jadi mendingan aku tidur. Semoga satu-dua hari ke depan aku sudah bisa segera pulang. Sungguh sangat membosankan di sini...
Sent from my iPhone
4 comments:
Get Well soon RAE.Semangat:)
Get well soon friend :)
Thanks, guys :)
cepet sembuh ka :)
btw, nice template nihh ka. seperti ada lampu yang menerangi tempat ini, atau pada akhirnya menerangi tempat ini yah.. kwkwkw :p
Post a Comment