Itupun kalau aku layak disebut blogger. Sepertinya aku lebih merupakan tukang curcol di dunia maya. Semacan dedemit yang gentayangan di dunia per-blog-an dan senang curhat.
Lantas kenapa aku menyebut diriku seperti itu? Jadi begini ceritanya. Aku sedang panik. Panik sepanik-paniknya. Aku panik karena kedapatan ternyata aku tidak bisa menulis! Padahal sebentar lagi aku akan mengikuti tes IELTS.
Begini, lho. Dalam tes IELTS terdapat empat bagian, yaitu Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Awalnya kupikir aku akan kesulitan di bagian Listening, karena aku sering terpukau dengan aksen British yang digunakan sehingga lupa menjawab soal. Atau bagian Reading, karena aku sering mengantuk saat mebaca artikelnya. Eh, ternyata malahan aku bengong saat mengerjakan bagian menulis ini.
Ada dua sub-bagian untuk Writing, yang pertama adalah menjelaskan data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram, dan yang kedua adalah menuliskan opini atas sebuah pernyataan. Dan di kedua sub-bagian itu aku sama sekali kesulitan. Sulitnya adalah aku bingung harus memulai dari mana, dan seringnya ide-ideku tidak memiliki draft yang beraturan karena aku terpaku pada waktu pengerjaan soal dan pada aturan agar tidak menggunakan kata-kata yang sama berulang-ulang.
Tuh, kan? Gimana aku tidak panik kalau begini? Saking paniknya aku sampai menelpon S selesai les tadi, lalu mulai nyeloteh yang tidak karuan. Menyadari ada yang tidak beres, dia memintaku mampir ke rumahnya. Saat aku tiba, mami sudah tidur. Jadi kami mengobrol di ruang tengah. Di sana aku baru bisa menjelaskan kepanikanku dengan lebih jelas. Namun yang dia lakukan hanyalah tertawa, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Itu benar-benar membuatku kesal. Aku sedang panik dan dia menertawaiku.
Bukannya menjelaskan apa yang lucu, dia malah bangkit berdiri, masuk ke kamarnya, lalu keluar lagi sambil membawa sebuah buku di tangannya. Akupun bengong ketika dia menyerahkan buku itu. Di tanganku kini ada sebuah buku yang berjudul "Sputnik Sweetheart" karya Haruki Murakami. Mataku langsung melotot dan aku melonjak kegirangan. Itu buku yang sudah lama kucari!
"Nah, udah gak panik lagi, kan?" katanya. Aku memandanginya dengan penuh ucapan terima kasih dan dia membalasnya dengan tersenyum manis.
"Terima kasih," kataku akhirnya.
"Kamu pasti bisa mengerjakan tes dengan baik," hiburnya, sambil mengelus kepalaku. Aih, aku merasa seperti anak kecil kalau sudah diperlakukannya seperti ini. Tapi aku suka... (memang dasar anak kecil.)
Setelah beberapa saat, aku pamit pulang. Dan sekarang, setelah tiba di rumah, aku malah dilema antara membaca buku pemberiannya, lanjut latihan, atau malah ngeblog. Ujung-ujungnya, kalian tahu sendiri, kan? Kini panikku mulai kumat lagi. Duh, memang dasarnya aku tukang panik! Jadi malam ini aku akan tidur dalam kepanikan.
Ps. Ketika kukatakan "melonjak kegirangan," yang kumaksud adalah menggoyang-goyangkan tangan dan kepalaku tanpa bersuara, karena takut mami bangun.
5 comments:
wah RAE yg dpt hadiah buku,senang y:)))))))) aku lihat km bisa nulis koh.Tetap semangat yah.
Yadong, seneng. Hihi.
6 tahun lalu ambil ielts
speaking was the most difficult one..
my excuse sama .. terpana sama accent native speakernya..
writing jg gak gampang sih..
good luck for the test !!
Hi, Rae. Long time no chat. :) I hope you can pass your test well despite all the worries.
If my experience in teaching IELTS can help, maybe these tips can do you some good. Just try to be relax. Nothing does more harm than being tense in a test. And, the most important, before the test day, do lots and lots of exercises. It makes you calmer in a way.
Good luck.
K
@Ano: Thanks for the luck! And indeed I stumbled upon "Speaking."
@Kay: Hey, where have you been, girl? Yup, thanks. ;)
Post a Comment