Berhubung dia dokternya seluruh anggota keluarga gue, jadinya gue cukup leluasa ngobrol sama dia. Lagipula, dokternya juga masih muda, sekitar 30-an, dan gahoel pula. Tak ketinggalan... kayaknya cong juga sih. Gue yakin seyakin-yakinnya karena dia [1] ngondek, [2] ngondek dan [3] ngondek. Hihihi...
So, inilah percakapan yang terjadi antara dokter dan pasien (gue), yang seharusnya hanya menjadi rahasia antara dokter dan pasien...
Dokter: Walah, kenapa kamu kok udah di sini?
Gue: (with a flat face) ya sakitlah dok. Masa saya di sini mau minta nomer buntut?
Dokter: Hahahaha... (sambil melambaikan tangan ala cong). Sakit apa kamu?
Gue: Biasa, Dok. Radang tenggorokan sama sinus. Lamaan dikit pasti demam deh, Dok.
Gue: Biasa, Dok. Radang tenggorokan sama sinus. Lamaan dikit pasti demam deh, Dok.
Dokter: Ih, kamu kok ya ngapain datang ke sini kalo udah tahu sakitnya apa?
Gue: Ya minta resep obat lah, Doooooook.
Dokter: Halah, itu sih karena kamu begadang melulu.
Gue: -________-
Dokter: Hahahaha (lambaian ala cong lagi).
Gue: Oia, saya minta obat penenang juga dong, Dok. Stress berat nih... jadi susah tidur.
Dokter: Stress kenapa kamu? Gak dapet-dapet jodoh?
Gue: Siaul!
Setelah menunggu obat dari resep si dokter, ternyata gue cuma dikasih satu strip Troches dan antibiotik. Obat penenangnya gak ada!!! Ikh, dasar dokter pelit. Gue kan susah tidur nih. Mungkin baca buku kuliah dulu bisa membantu mendatangkan kantuk...
No comments:
Post a Comment