Mungkin bedanya jika Gre sulit menemukan seseorang untuk bisa diajak berdiskusi karena keadaannya dan dikarenakan keterbatasan bahasa, tidak begitu dengan gue. Gue memiliki teman-teman yang gue yakin bersedia untuk berdiskusi atau sekedar mendengarkan isi pikiran gue, tanpa ada keterbatasan bahasa.
Masalahnya adalah justru gue sendiri yang kurang bisa mengutarakannya. Bukan karena bahasa melainkan karena gue tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang gue pikirkan. Kalaupun gue berhasil, mungkin hanya pada sebatas kalimat "Gue sedang cemas." Jika ditanya kenapa, maka gue tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. It's at the tip on my tongue, but I just can't make it into words. Mungkinkah seperti ini juga yang kamu rasakan, Gre?
Thingking is the only way I know that my brain is still working, yes. Namun tidak seperti biasanya, banyak pikiran di kepala gue saat ini memerangkap gue ke dalam sebuah kecemasan. Kamu tahu, seperti saat kamu cemas sebelum menghadapi ujian Matematika. Kamu ingin agar hari cepat berlalu sehingga kamu bisa segera mengikuti ujian dan mengetahui hasilnya. Dengan begitu kamu bebas dari kecemasan yang menyelimuti.
Entah sampai kapan keadaan seperti ini akan berlangsung. Satu-satunya yang memberikan rasa lega diantara himpitan kecemasan itu adalah sebuah pikiran - atau lebih tepatnya keyakinan - bahwa suatu saat semua ini akan berakhir. Dan di saat itu terjadi, maka menghilanglah semua rasa cemas yang gue rasakan. Lenyap tanpa bekas, seolah ia tidak pernah hadir dan menghantui pikiran gue.
Dan hidup pun akan terus berlanjut.
Ps. Thanks to Gre, (you are officially Gre to me) for your comment. It makes me feel not alone when it comes to what you call "Lautan Pikiran." Hehe....
4 comments:
wew.. i feel honored komen gw di mention dan perihal unexplained anxiety diomongin lebih lanjut.
tos deh soal kata yang nyangkut dan gak bs diutarakan bahkan dalam bahasa ibu sekalipun. in my case, karena gw terlalu self-conscious about what im going to say . i don't like whiner that's why i'm afraid whether my anxiety would sound like a whine to my conversation partner. (curhat dan ngeluh itu beda tipis soalnya)
and even you can translate that into words, that doesn't guarantee people could understand the anxiety. even the greatest writer has a hard time to convey their mind into words. or the greatest director or scenario writer to re-interpret a book into a movie.
well, hopefully like you said, it will end soon. or you can write your anxiety off by blogging. and that would make me a happy reader.
no new year greeting yet since i hope you write anything again soon :P
sorry for being a demanding reader
your officially Gre
Oalah, akhirnya ya bisa bertemu yang sejenis gw pikirannya. Hihi.
Yup, even if we can put it into words, some people may not understand it because I think sometime our significant ones would understand more the unsaid things rather than the spoken words.
Jadi mari kita toss :D
And anyway, if you feel like sharing, please do tell. I may not be a good one to talk to, but well, I can listen. No matter what you say or how messy your words are. LOL.
Oh and I can't thank you enough for your time, reading these messy thoughts :of mine :p.
aha.. so true about the unsaid things.. toss lg.. another cyber highfive.. (i left a palm mark on my screen)
haha.. coz i keep posting a super long continuous non-sense messy comment ?
at least yours is a beautiful mess..
gre
Nope. It's because I know how it feels when you really want to say something, but you just can't find the right words. It turns messy. LOL. Well, at least it happens to me all the time.
Post a Comment