Unless it's photographed by me, all pictures are taken from vi.sualize.us or Google Image

Monday, 7 November 2011

To Love Like a Mother

Ditanya, apa itu "cinta"? Waduuuh, otak gue dijamin bakal langsung korslet, jaringan-jaringannya pasti putus... Zztt zztt (disertai kilatan-kilatan listrik)... Bleessss. Mati total. Tidak lagi berfungsi.

Hari Senin begini gue ditanyain pertanyaan semacam itu, rasanya otak gue tidak sanggup lagi berpikir setelah seharian fitness tiada henti. Dan lagi, IQ gue tidak pernah cukup tinggi untuk mengartikan cinta.
"Makanya cinta itu jangan dipikir tapi pakai hati dong, Rae." Kata sesepuh jauh.
Iya sih. Tapi tetap saja EQ gue juga susah nyampenya. Maksudnya susah untuk menerjemahkan arti "cinta". Halah bahasa gue... Sudah dari sananya begitu. Makanya dari dulu nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia gue tidak pernah melewati angka 7. Selalu gagal dalam bab per-puisi-an. Untung tidak ada bab percintaan. Bisa-bisa merayap nilai gue.

Kesulitan untuk menafsirkan arti cinta itu juga didukung dengan ketidakpahaman mengenai cinta itu sendiri. I do feel love, yet I don't understand it. Mungkin seperti itu tepatnya.

Seperti misalnya sepupu gue yang rela bertahan hidup bersama suaminya yang pengangguran dan jelas-jelas pelaku KDRT. Tapi dia selalu membela suaminya. Itu yang tidak pernah bisa gue pahami. Apa yang seperti itu disebut cinta? Atau sesuatu yang lebih mirip disebut "kebodohan"?

Mungkin gue tidak paham soal cinta. Tapi setahu gue, cinta tidak seperti itu. Cinta itu baik, cinta itu adalah kasih. Cinta itu tidak egois, tidak membuat seseorang mati konyol, tidak juga merusak tali persahabatan atau persaudaraan, ataupun menyebabkan perilaku-perilaku buruk dan negatif seperti yang biasa ditunjukkan di sinetron-sinetron itu.

Gue merasakan cinta, tapi rasanya gue tidak akan mau menjalani kehidupan seperti sepupu gue. Itulah yang gue maksud dengan "tidak memahami cinta".

Teman gue pernah cuhat. Katanya, kalau bukan karena anak-anaknya, dia tidak akan bertahan untuk terus hidup dengan suaminya. Sudah pasti akan dia tinggalkan suaminya seandainya tidak memiliki anak. Dan sejujurnya, itu juga yang sering dikatakan nyokap kalau lagi berantem sama bokap.

Mungkin memang gue tidak tahu apa-apa soal cinta. Dangkal. Dan mungkin, memang seharusnya seperti itulah cinta; cinta seorang ibu terhadap anak-anaknya. Melihat perjuangan sepupu gue, teman gue atau bahkan yang lebih nyata lagi, perjuangan nyokap untuk anak-anaknya, mungkin itu yang disebut cinta.

And to understand love, maybe we should learn to love like a mother. 

4 comments:

Anonymous said...

cinta altruisme kl gak slh nm'a. Jenis cinta yg hrs dibudidayakan
-ole

Rae said...

Iyaaaaahhhh, betuuuuulllll. Singkatnya itu disebut altruisme.

JC said...

Apa itu cinta?
Apakah seperti api yang menjilat kayu
lalu berakhir menjadi abu?
Apa itu cinta?
Apakah bersayap seperti peri
yang bergerak mundur menghianati janji suci?
Apa itu cinta?
Apakah keras seperti batu
yang perlahan hancur tergerus waktu?

Rae said...

Mantaaaaap! :D