Masih jelas teringat segalanya terasa asing bagiku. Tidak ada satu orang pun yang kukenal atau yang mengenalku. Well, aku memiliki seorang teman baik yang sudah lama tinggal di sini namun hari itu dia tidak bisa menjemputku. Masih juga kuingat jelas perasaanku saat itu, ketika segalanya asing bagiku. Ada rasa takut, cemas, namun juga excited karena ini kali pertama aku merantau hingga jauh ke negeri asing. Sendirian pula dan hanya mengandalkan kemampuan Bahasa Inggris. Semuanya campur aduk, nano-nano.
Harus kuakui pada minggu-minggu pertama, hingga beberapa bulan kemudian, aku merasa kesepian (dan kedingnan!) Ditambah lagi dengan desakan bahwa aku harus segera memperoleh pekerjaan sampingan demi mencukupi biaya hidupku sehari-hari di sini. Aku tidak mau menyusahkan Mama yang harus membayar biaya kuliahku yang cukup mahal. Maka satu-satunya cara adalah aku tidak lagi meminta uang bulanan dari Mama. Dan dua bulan kemudian aku mendapat pekerjaan paruh waktu.
Lalu bagaimana mungkin aku bisa membayar semua biaya kebutuhanku sendiri hanya dengan bekerja paruh waktu? Oh well, hingga saat ini aku bekerja tetap paruh waktu di dua tempat sekaligus, dan sesekali bekerja based on call. Aku bekerja kurang lebih 60 jam per dua minggu dan kuliah full-time. Bukankah itu melanggar aturan dan bisa-bisa dideprotasi kalau ketahuan? Iya, bisa saja. Tapi percayalah, bekerja seperti orang kesetanan itu sudah menjadi tipikal mahasiswa internasional di sini. Jangan ditanya bagaimana aku mengatur waktu antara belajar dan bekerja. Pernah sampai berhari-hari aku menginap di kampus, hanya tidur kurang lebih tiga jam, demi menyelesaikan tugas atau belajar untuk ujian.
Jangan ditanya juga bagaimana kehidupan sosialku. Waktuku habis terpakai untuk belajar dan bekerja. Hanya belakangan ini saja baru aku mulai sesekali menikmati waktu luang dengan makan bareng teman atau sekedar ngopi-ngopi cantik di kafe. Sesekali memberi reward buat diri sendiri dengan belanja. Itu sih tetap ya, harus.
Sekarang segalanya tidak lagi asing. Ada banyak hal yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ini. Salah satunya adalah aku telah menyelesaikan semester keduaku dan sekarang sedang libur kuliah. Kurang lebih tiga bulan yang lalu aku pindah ke tempat tinggal yang baru dengan alasan tempat tinggalku yang pertama terlalu jauh dari City. Banyak hal yang sudah kualami, yang kapan-kapan akan kuceritakan.
Satu tahun telah berlalu dan perjalananku masih panjang. Ada waktu-waktu di mana aku merasa bosan dengan rutinitas yang sama. Ada waktu-waktu di mana aku merasa lelah dan ingin menyerah. Tapi mengingat kembali alasanku hingga membuatku memutuskan untuk merantau hingga jauh sampai ke sini yang membuatku tetap bangkit lagi. Karena perlahan aku mulai membuat tempat ini, negeri ini, sebagai rumah baruku...
1 comment:
Everthing will be ok,and you prove it. Glad to hear that :)
Post a Comment