Mendengar curhatan seorang teman yang baru saja putus cinta di malam Minggu sama seperti mendengar pidato seorang politikus yang tengah kampanye. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Tapi mendengar dia curhat sama sekali tidak melukai siapa pun. Kecuali mungkin kuping kiri gue. Jadi dengan rela gue mendengarkan ocehannya tentang mantannya yang begini, mantannya yang begitu. Lagipula, memang tidak ada hal lain yang bisa gue kerjakan malam itu. So, I was being all ears.
Hingga satu jam berlalu...
Ocehannya masih belum berhenti. Bahkan semakin banyak yang dia ceritakan mengenai tingkah laku mantannya saat masih berstatus pacar hingga sekarang, berstatus mantan, semakin dia semangat. Mirip orator yang menyuarakan orasi dengan semangat membara. Persamaannya dia dengan orator adalah sama-sama dipenuhi amarah... dan mungkin kebencian.
Empat bulan yang lalu, kuping gue penuh dengan segala jenis pujian untuk mantannya itu. Sampai-sampai gue berpikir mantannya yang kurus kering itu sebenarnya adalah Superman yang mengendarai Mercedes. Pokoknya serba sempurna deh, bak pangeran berkuda putih. Sekarang? Mantannya itu tidak lebih dari pria kurus tengik yang naik motor butut. Setidaknya itu yang diceritakan ke gue.
Di hari lainnya, gue terpaksa harus mendengar curhatan seorang ibu tentang suaminya yang buaya darat. Berlagak seperti sapi dungu yang hanya mengangguk-anggukkan kepala, gue mendengar 1001 kejelekan suaminya yang dilontarkan bagai peluru yang ditembakkan dari senapan mesin. Belum ada ibu itu selesai mengoceh, bertambah lagi ibu-ibu lainnya. Sepertinya timing gue selalu buruk. Selalu berada di tempat yang salah pada waktu yang salah pula.
Dalam hati gue jadi bertanya-tanya sendiri, kenapa dari awal harus saling jatuh cinta lalu menjalin hubungan jika pada akhirnya yang tersisa hanya benci? Kenapa dari awal mau saja mengikat janji dalam tali pernikahan kalau akhirnya malah bercerai? For Smurfs' sake! Katanya, nanti gue juga tahu sendiri gimana rasanya. Kalau memang seperti itu hasilnya, eh, thanks. But no, thanks. Mending gue sendirian, hidup tenang dan damai. I'd say enough to any kind of relationship. Paling buruk yang terjadi adalah gue tua sendirian, menjadi usang, lalu mati.
Pernah baca entah di mana, relationship itu seperti rumah sakit. Di rumah sakit, setiap hari dikasih makan, suster-susternya cantik, dokternya ganteng, orang yang datang berkunjung selalu membawa hadiah. Menyenangkan. Tapi mau jika harus kembali masuk rumah sakit? Relationship juga begitu. Manis seperti gula-gula. Tapi ketika manisnya sudah melampaui batas, yang tersisa hanyalah rasa hambar. Tinggal menunggu satu pertengkaran hebat untuk mengakhirnya. Lalu gue diminta untuk kembali menjalin sebuah hubungan? Gue mikir dua kali sambil keliling lapangan sepak bola seratus kali dulu.
Mungkin terdengar pesimis, atau bahkan sinis. Gue juga tahu, everlasting love itu ada. Buktinya ketika gue melihat sendiri bagaimana sepasang suami istri hidup dan tua bersama hingga akhirnya tiba ajalnya sang suami di usianya yang ke-80. Namun gue juga melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kebencian merasuki seseorang karena cintanya dikhianati. Really doesn't look good, and I don't want it in my future. So maybe love or relationship isn't for me. Not now, not ever. Who knows?
5 comments:
wah kak rae pasti ada deh true love buat ka2k,mungkin hrs nunggu waktu&orang yg tepat untuk kakak.
Yaaaa... siapa tahu? Hehehe... :p
Eh ndak gitu Rae, relationship itu cantik... manis... indah... kalo ndak percaya baca aja blog tetangga...
Kuncinya adalah nrimo... hehe, iklas maksudnya. kalo sudah ndak nyambung dan harus putus, ya relakan saja, memangnya kamu pernah baca tulisanku yang menjelek-jelekkan mantanku? tidak kan? begitu juga dalam dunia nyata, i never talked bad thing about other to the others... mantanku juga.
tuh kan?
Kayaknya kamu berada dalam lingkungan yang salah deh, cari teman2 baru sono noh...
"For Smurfs' sake!" haish dia ketagihan papa smurf. wkwk. nggak semua kaya gitu kok. sejak kapan coba lo jadi pesimis gitu???!!! -.-"
Tetap semangat y kak rae,go go go go kak rae you can do it.hehehe.
Post a Comment